MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT
KABUPATEN BANDUNG
OLEH
BAMBANG RUSTANTO
KATA PENGANTAR
Sekolah perempuan
adalah sekolah untuk perempuan khususnya di desa dan kelurahan. Sekolah ini
merupakan wadah perempuan bertukar pengetahuan dan pengalaman, menemu-kenali
kebutuhan dan juga kepentingan perempuan, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pengetahuan dan pengalaman yang dipertukarkan dalam sekolah ini berkaitan
dengan kebutuhan perempuan yang bersifat praktis maupun strategis.
Untuk memulai
kegiatan diperlukan sebuah proses pendidikan dan pelatihan bagi fasilitator
yang akan mendampingi seluruh proses menemu kenali berbagai pengetahuan dan
pemahaman serta praktik-praktif terbaik yang telah dikembangkan pada suatu
bidang atau isu-isu tertentu kegiatan sekolah perempuan selama tiga bulan.
Bidang
pengembangan “Sekolah Perempuan Hebat” meliputi beberapa modul yakni;
Modul
1 : Ketahanan Keluarga
Modul
2 : Gender dalam Keluarga
Modul
3 : Pengasuhan Anak dan KDRT
Modul
4 : Keuangan Keluarga
Modul
5 : Memulai Usaha
Demikian dan
terima kasih atas perhatiannya untuk membantu terlaksanakannya sekolah
perempuan ini dengan hebat.
Bandung, November 2018
MODUL 1
|
KETAHANAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengetahui yang dimaksud dengan ketahanan keluarga
2. Peserta
mengetahui indikator ketahanan keluarga
3. Peserta
mengetahui 5 pilar ketahanan keluarga
Standar Kompetensi
1.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan legalitas keluarga
2.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan fisik
3.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan ekonomi
4.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan sosial psikologi
5.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan sosial budaya
Pokok Bahasan
1.
Pengertian ketahanan keluarga
2.
Indikasi tingkat ketahanan keluarga
3.
5 Pilar ketahanan keluarga dan
implementasinya
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Papan
tulis / whiteboard
2. Spidol
boardmarker
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi dalam modul 13 yang akan dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
akan menjelaskan
4. Narasumber
menjelaskan pengertian dari ketahanan keluarga menurut perundang-undangan dan
ahli yakni;
Ketahanan
keluarga sebagai suatu kondisi dinamik keluarga yang memiliki keuletan,
ketangguhan, dan kemampuan fisik, materil, dan mental untuk hidup secara
mandiri (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994).
Ketahanan keluarga juga mengandung maksud sebagai kemampuan keluarga untuk
mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia lahir
dan batin. Dalam pandangan yang lain, ketahanan keluarga mencakup kemampuan
keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah untuk mencapai kesejahteraan
(Sunarti, 2001), kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi terhadap berbagai
kondisi yang senantiasa berubah secara dinamis serta memiliki sikap positif
terhadap berbagai tantangan kehidupan keluarga (Walsh, 1996).
5. Narasumber
menjelaskan 5 (lima) indikasi yang menggambarkan tingkat ketahanan suatu keluarga yaitu:
(1)
adanya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan;
(2)
adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik;
(3)
adanya orang tua yang mengajar dan melatih anak-anaknya dengan berbagai
tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten, dan mengembangkan keterampilan;
(4)
adanya suami dan istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh
kasih sayang;
(5)
adanya anak-anak yang menaati dan menghormati orang tuanya.
6.
Narasumber menjelaskan konsep ketahanan dan kesejahteraan keluarga mencakup:
(1)
Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga,
(2)
Ketahanan Fisik,
(3)
Ketahanan Ekonomi,
(4)
Ketahanan Sosial Psikologi, dan
(5)
Ketahanan Sosial Budaya.
7.
Narasumber memperjelas kembali cangkupan landasan legalitas dan keutuhan
keluarga dengan bertanya pada peserta “Ibu-ibu
mengetahui legalitas dikeluarga itu apa saja?”. Setelah peserta
mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian
merinci apa yang dimaksud landasan legalitas dan keutuhan keluarga dalam
ketahanan keluarga, yakni:
a. Ibu
dan ayah memiliki buku nikah
b. Anak-anak
memiliki akte kelahiran
c. Keluarga
tinggal dalam satu rumah
d. Ayah
dan ibu bersama-sama mengelola keuangan keluarga
e. Ayah
dan ibu menyisihkan waktunya untuk anak
f.
Suami istri merencanakan
jumlah anak dan kontrasepsi yang dipakai berdasrkan kesepakatan bersama
8. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta
tentang ketahanan fisik, “Ibu-ibu ada
yang tahu ketahanan fisik itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan
pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang
dimaksud ketahanan fisik:
a. Kecukupan
makanan dan gizi
b. Ketersediaan
rumah untuk tinggal
c. Kesehatan
keluarga dengan tidak adanya penyakit kronis atau disabilitas bawaan dalam
anggota keluarga
9.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan ekonomi, “Ibu-ibu ada yang bisa berikan contoh
ketahanan ekonomi?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber
berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan
ekonomi:
a. Punya
rumah yang ditinggali keluarga
b. Punya
penghasilan
c. Bisa
membiayai pendidikan anak
d. Memiliki
jaminan keuangan keluarga atau tabungan
10.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan psikologi, “Ibu-ibu ketahanan social - psikologi itu
seperti apa, ada yang bisa menjelaskan?”. Setelah peserta mengemukakan
pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang
dimaksud ketahanan psikologi:
a. Keharmonisan
keluarga dengan tidak adanya KDRT
b. Kepatuhan
akan hukum yang berlaku, tidak adanya anggota keluarga yang terlibat
kriminalitas
11.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan sosial budaya ,
“Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan sosial
budaya itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan
narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud
ketahanan sosial budaya:
a. Adanya
kepedulian sosial seperti anggota keluarga ikut merawat lansia terlantar diwilayahnya
b. Adanya
keeratan sosial dengan anggota keluarga ikut kegiatan sosial dimasyarakat
seperti kerja bakti, pengajian, dllnya
c. Adanya
keeratan beragama anggota keluarga dengan selalu beribadah bersama-sama
12. Narasumber
mengakhiri sesi dengan meminta peserta menyimpulkan ketahanan keluarga menurut
pendapat mereka masing-masing.
Pekerjaan
rumah :
Minta Peserta mengidentifikasi 5 ketahanan
keluarga mana saja yang dimiliki keluarga mereka dan presentasikan pada
pertemuan selanjutnya.
Catatan
:
1. Narasumber
dan Fasilitator harus peka pada kondisi peserta saat dirasa perserta mulai
bosan harus melakukan ice breaking
karenan materi yang disampaikan terlalu padat.
2. Narasumber
harus memastikan pada penarikan kesimpulan akhir 5 ketahanan keluarga tersebut
dapat teranggkum dengan baik.
MODUL 2
|
GENDER DALAM KELUARGA
Kompetensi
Dasar
·
Peserta mengetahui dan
memahami konsep gender
·
Peserta mengetahui dan
memahami perbedaan sex dan gender
·
Peserta mengetahui dan
memahami peran gender dalam keluarga
·
Peserta mengetahui dan
memahani konsep keluarga berkeadilan gender
Standar
Kompetensi
·
Peserta dapat menjelaskan
konsep gender
·
Peserta mampu
menggambarkan perbedaan sex dan gender
·
Peserta dapat menyebutkan
peran gender di dalam keluarga
·
Peserta dapat menyebutkan langkah-langkah/contoh untuk mengembangkan relasi gender yang adil
didalam keluarga
Pokok Bahasan
1. Sex,
seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
2. Peran
gender di dalam keluarga
3. Relasi
berkeadilan gender di dalam keluarga
Waktu
180 menit (ideal), realitas 60 menit
Metode
·
Ceramah
·
Diskusi kelompok
·
Ekspresi visual
Alat
Bantu
·
Laptop
·
LCD atau Proyektor
·
Metaplan
·
Masking tape
·
Kertas plano
·
Spidol warna warni
·
Majalah bekas
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pembukaan (10 menit)
·
Sampaikan salam pembuka,
perkenalkan diri dan sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan belajar
bersama tentang gender dalam keluarga.
·
Ajak peserta untuk
meneriakan yel penyemangat:
Fasilitator
|
Peserta
|
Semangat pagiii
|
Pagiii... pagiii.. pagiiii
|
Siapa kitaaa?
|
Perempuan berdaya... Hebaaat!!
|
Apa kabar perempuan hebat?
|
Luar biasaa!
|
·
Jelaskan dengan singkat
mengapa gender perlu dibahas dalam keluarga dan apa tujuannya. Gunakan Slide
presentasi.
·
Sebagai pretest, tanyakan
kepada peserta apakah ada yang sudah pernah mengikuti pelatihan gender
sebelumnya? Beri kesempatan peserta merespons.
·
Berikan penguatan bahwa
pelatihan ini merupakan proses belajar bersama. Bagi yang sudah pernah belajar
gender sebelumnya diharapkan dapat meperkaya proses belajar dan berbagi. Bagi
yang belum pernah diharapkan dapat menjadi proses belajar tema baru yang
menyenangkan.
·
Sebelum lanjut ke materi,
ajak peserta untuk duduk berkelompok. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah
peserta. Minimal 3 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-7 orang. Pembagian
kelompok dapat dilakukan melalui game
atau ice breaking.
B. Penyampaian
Materi
1. Sex,
seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
(30 menit)
· Minta
peserta duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing
· Setiap
kelompok diberi perlengkapan, berupa:
o 3
lembar kertas plano
o 3
set kartu berwarna (misal warna pink,
biru, dan putih) banyaknya disesuaikan
dengan jumlah kelompok
o Spidol
untuk semua anggota kelompok
· Jelaskan
kepada peserta kita akan mulai dengan materi tentang Sex, seksualitas dan
gender: konsep dan perbedaannya.
· Minta
peserta untuk menuliskan secara spontan yang
terpikir ketika mendengar kata laki-laki dan perempuan, secara fisik ,
karakter dan peran sosialnya.
· Gunakan
kartu berwarna untuk menuliskannya.
Kartu pink untuk menuliskan fisik bagi
permpuan, kartu biru untuk menuliskan kondisi fisik laki-laki, dan kartu putih
untuk karakter atau peran sosialnya.
· Tempelkan
kartu-kartu tersebut di kertas plano.
· Minta
kelompok untuk melihta hasil kerja. Pastikan semua anggota kelompok sudah
mengisi kartu dan menempelkannya di kertas plano.
· Minta
peserta untuk memilah dan memisahkan kartu-kartu tersebut dalam kategori
berikut:
Hanya dimiliki oleh Perempuan
|
Dimiliki oleh Perempuan dan laki-laki
|
Hanya dimiliki oleh laki-laki
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
· Undang
perwakilan kelompok untuk presentasi
· Lakukan
penyimpulan tentang perbedaan sex dan gender. Buka ruang diskusi apabila ada
pertanyaan.
· Beri
apresiasi kepada semua peserta dengan tepuk tangan gemuruh.
· Siap
ke materi berikutnya
2. Pembagian
kerja berdasarkan gender di dalam keluarga
(30 menit)
· Jelaskan
pada sesi ini peserta akan mengidentifikasi peran peran gender di dalam keluarga
dan masyarakat.
· Putarkan
film “Imposible Dream”
· Minta
kelompok untukmendiskusikan film tersebut, dengan panduan pertanyaan:
o Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh suami
dan istri di dalam fim tersebut?
o Apa
saja pekerjaan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan di dalam
film tersebut.
o Apa
kira-kira penyebab pembagian kerja
seperti itu?
o Apa
saja dampak yang dirasakan terkait pembagian kerja berdasarkan gender?
· Beri
kesempatan peserta untuk presentasi hasil diskusi kelompok.
· Beri
simpulan terkait pembagian kerja
berdasrkan gender dan dampaknya, terutama bagi perempuan.
· Tutup
materi dengan apresiasi bagi seluruh peserta.
3. Relasi
berkeadilan gender di dalam keluarga (30 menit)
· Jalaskan
bahwa pada sesi ini kita akan membahas tentang
bagaimana relasi berkeadilan gender didalam keluarga.
· Ajak
kembali peserta untuk melakukan diskusi kelompok terkait film “Imposible Dream”
yang diputar sebelumnya, dengan panduan sebagai berikut:
o Apa
kira-kira perasaan tokoh-tokoh dalam film tersebut, terkait dengan pekerjaan
masing-masing?
o Apa
yang diimpikan oleh tokoh istri?
o Apa
saja yang dibutuhkan agar impian tokoh
istri dapat terwujud?
· Presentasikan
hasil diskusi kelompok.
· Beri
simpulan untuk penguatan dengan membahas sikap dan perilaku dasar untuk membangun
relasi berkeadilan gender di dalam keluarga. Lanjut ke bagian rencana aksi
C. Rencana
Aksi (30 menit)
· Pada
sesi ini peserta akan diajak untuk membuat rencana perubahan yang sederhana
untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarganya masing-masing.
· Ajak
peserta untuk merenung sejenak. Mengingat kembali situasi di rumahnya. Ajak
untuk mengingat bagaimana peran dan tanggung jawab di antara dirinya, suami,
dan anak-anak laki –laki dan perempuan. Apakah ada yang harus diubah, diganti
dan ditinggalkan atau ada yang tetap harus dikuatkan. Apa kira-kira yang
dibutuhkan agar impian tentang peran
anggota keluarga yang ideal dapat terwujud.
· Setelah
selesai merenung, bawa kembali ingatan peserta ke film “Imposible Dream”, minta
peserta untuk menggambarkan
impiannya tentang keluarga yang ideal.
· Buat
visualisasi impian tersebut, Peserta dapat membuat gambar ilustrasi,
menggunakan kolase dari majalah bekas, dan benda lainnya. Apabila ada yang mau
mengungkapkannya dalam bentuk puisi, lagu, atau cerita juga dipersilahkan.
· Tampilkan
hasil kerja kelompok dalam panggung gembira.
· Berikan
apresiasi bagi semua dengan tepuk gemuruh.
D. Penutupan (20 menit)
· Sebelum
sesi ditutup, buat kuis terkait materi untuk mengasah kepekaan gender:
o Kuis
Sex atau Gender. Tempatkan pernyataan berikut apakah itu terkait sex atau
gender?
SEX
|
GENDER
|
|
1. Melahirkan
|
||
2. Membereskan
tempat tidur
|
||
3. Bekerja
mencari nafkah
|
||
4. Nikah
|
||
5. Vagina
|
||
6. Membayar
rekening air
|
||
7. Menyiapkan
sarapan
|
||
8. Mengambil
rapot anak di sekolah
|
||
9. Sperma
|
||
10. Menghasilkan
ASI
|
||
11. Mengatur jarak kehamilan
|
||
12. Memilih
kontrasepsi
|
||
13. Mencuci
baju
|
||
14. Naik
pohon
|
||
15. Memancing
|
||
16. Membuat
nasi goreng
|
||
17. Uterus
|
||
18. Sopir
truck dan kendaraan berat
|
||
19. Menjadi
TKI di luar negeri
|
||
20. Mengganti
popok
|
||
21. Penis
|
||
22. Pembuahan
|
o Kuis
Kepekaan gender. Katakan YA atau TIDAK untuk pernyataan berikut:
YA
|
TIDAK
|
|
1. Laki-laki
lebih rasional daripada perempuan
|
Ö
|
|
2. Perempuan
lebih mudah menangis
|
Ö
|
|
3. Sekalipun
saya perempuan, saya tida tidak keberatan membetulkan genteng yang rusak
|
Ö
|
|
4. Laki-laki
boleh memasak dan mengurus rumah
|
Ö
|
|
5. Laki-laki
dan perempuan memiliki tingkat emosional yang sama
|
Ö
|
|
6. Pemimpin
perempuan lebih cerewet daripada pemimpin laki-laki.
|
Ö
|
|
7. Pemakaian
alat kontrasepsi adalah tanggungjawab laki-laki dan perempuan.
|
Ö
|
|
8. Perempuan
harus feminin, laki-laki harus perkasa
|
Ö
|
|
9. Hanya
laki-laki yang harus mencari nafkah
|
Ö
|
|
10. Derajat
laki-laki dan perempuan adalah sama pada segala bidang kehidupan.
|
Ö
|
· Beri
hadiah kecil bagi peserta yang paling aktif.
· Tutup
sesi dengan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan tepuk gemuruh. Terkahir
ajak seluruh peserta untuk meneriakan yel yel
MODUL 3
|
PENGASUHAN ANAK DAN KDRT
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengetahui cara pengasuhan anak yang baik
2. Peserta
mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga
3. Peserta
mengetahui jenis KDRT
4. Peserta
bisa mempraktekan cara menghindari KDRT
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa menyebutkan langkah-langkah pengasuhan anak yang baik
2. Peserta
bisa menyebutkan jenis – jenis kekerasan
3. Peserta
bisa menyebutkan perilaku yang terindikasi KDRT
4. Peserta
bisa memberikan contoh perilaku yang menghindari KDRT
Pokok Bahasan
1.
Mengenali metode pengasuhan anak yang baik
2.
Mempelajari KDRT dan jenisnya
3.
Mengklasifikasi perilaku termasuk KDRT dan
tidak
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Laptop 3. Masking tape 5.Kertas Plano
2. LCD
atau Proyektor 4. Kertas Plano
Langkah-langkah
1. Fasilitator
kemudian menjelaskan materi dalam modul pengasuhan anak dan KDRT yang akan
dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
akan membagi peserta kedalam 2 kelompok. Kelompok “JANGAN” dan kelompok
“HARUS”.
4. Narasumber
memnyebutkan yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” peserta menjawab, “PENGASUHAN
ANAK TANPA KEKERASAN”
5. Kemudian
narasumber bertanya, “ Apa pengasuhan
itu? Seperti apa pengasuhan yang baik?”. Ucapkan terima kasih pada peserta
yang memberi tanggapannya.
6. Narasumber
kemudian memberikan materi 6 langkah menjadi Orangtua Hebat untuk Anak Cerdas
a. Perkataan dan perbuatan
orangtua harus sejalan agar bisa
menjadi contoh untuk anak
b. Orangtua
harus punya konsep diri positif
c. Orangtua
harus penuh kasih sayang dan tanpa
kekerasan
d. Melibatkan ayah
dalam pengasuhan sehari-hari
e. Membuat
keputusan bersama dan melaksanakan
dengan konsisten
f.
Menghindari
konflik depan anak
7. Narasumber
kemudian mengaitkan 6 langkah menjadi orangtua hebat dengan hak anak. Dan
narasumber mengajarkan “TEPUK HAK ANAK”. Kemudian memberi contoh
masing-masing hak anak yang relevan
8. Narasumber
menjelaskan KDRT dan Jenis KDRT
9. Narasumber
juga bertanya pada peserta “Bagaimana
ibu-ibu mengurangi perilaku negatif anak?”. Terima kasih kepada peserta
yang mengemukakan idenya.
10. Narasumber
Bertanya pada peserta “Apa dampak KDRT bagi korban termasuk anak dan ibu?.
Mengucapkan terimakasih kembali pada peserta yang memberi tanggapan. Lalu
jelaskan dampak kekerasan fisik pada
ibu dan anak berakibat adanya luka,
sakit, memar dllnya. Tapi dampak
kekerasan non fisik pada anak, anak jadi pemarah, agresif, tidak percaya diri
dan sulit konsentrasi dan yang terparah anak akan menganggap melakukan kekerasan adalah hal yang biasa atau
wajar.
11. Narasumber
kemudian mengajak peserta menyebutkan masing-masing 7 hal yang termasuk hal
yang “JANGAN DILAKUKAN” dan 7 hal yang “HARUS DILAKUKAN” dalam pengasuhan.
Contoh sederhana jangan mencubit anak.
12. Narasumber
kemudian menyimpulkan “Pengasuhan anak
harus jauh dari kekerasan dan harus penuh kasih sayang”
Catatan
a. Narasumber
harus bisa membuat peserta mengemukakan pendapatnya lebih dulu sebelum menyampaikan
materi
b. Tips
dibacakan 3 kali dengan pengulangan 2 kali oleh peserta dan minta peserta
menulis setelah diulang.
MODUL 4
|
PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1. Peserta
memiliki Keterampilan merencanakan keuangan
2. Peserta
memiliki keterampilan mengelola keuangan keluarga
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa membuat rencana keuangan sendiri
2. Peserta
bisa mengalokasikan dana sesuai pendapatan
3. Peserta
bisa memilah kebutuhan dan keinginan
Pokok Bahasan
1.
Mengenali jenis-jenis pengeluaran keluarga
2.
Merencanakan keuangan keluarga
3.
Mengelola alokasi dana sesuai kebutuhan
keluarga
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Laptop
2. Proyektor atau LCD
3. Papan
tulis / whiteboard 4. Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi dalam modul yang akan dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
memberikan peserta yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” dijawab peserta dengan
“CATAT KEUANGAN YUK”
4.
Ajak peserta untuk membedakan apa itu
keinginan dan apa itu kebutuhan. Berikan beberapa contoh untuk di identifikasi
termasuk kebutuhan atau keinginan
a.
Rokok kebutuhan atau keinginan?
b.
Baju baru kebutuhan atau keinginan?
c.
Seragam anak kebutuhan atau keinginan?
d.
Make up ibu kebutuhan atau keinginan?
e.
Uang kontrakan kebutuhan atau keinginan?
5.
Simulasikan caranya dengan membuat catatan
kas harian berdasarkan cerita
6.
Bacakan cerita untuk mengisi kas harian
· 3 Februari
2018 : Ibu Lili menerima upah bekerja disawah Rp 15.000,00. Sepulang dari
sawah, ia membeli bahan makanan dipasar Rp 10.000,00. Sisanya ia berikan pada
Dewi untuk ditabung Rp 5.000,00
· 4 Februari
2018: Pak Rusli memberikan Ibu Lili Rp 30.000,00 dari upahnya bekerja. Ibu lili
memberikan Rp 1500,00 kepada Dewi dan Rp1000,00 kepada Agus untuk uang jajan.
Rp 2500,00 ia masukan dalam amplop untuk membeli pulsa dan Rp 10.000 untuk
membayar arisan PKK. Untuk memasak ia membeli bumbu sayur dan ikan Rp 15.000,00
·
5 Februari 2018 : Ibu Lili bekerja kembali
pagi ini dan mendapat upah Rp 15.000, dan Pak Rusli mendapat upah Rp 30.000.
Ibu Lili kemudian belanja di pasar Rp 15.000 dan memasukan Rp 10.000 kedalam
amplop untuk membayar utang dan pulsa telpon Rp 2500. Ia juga memberikan Dewi
Rp 1500 dan Agus Rp 1000 untuk uang jajan.
·
6 Februari 2018: Sama seperti kemarin, Ibu
Lili mendapat upah Rp 15.000 dan Pak Rusli mendapatkan Rp 30.000. Ibu Lili
menyisihkan Rp 20.00 dalam amplop untuk membayar listrik dan Rp 25.000 untuk
membeli perlengkapan mandi dan cuci serta sisanya ia belanjakan makanan
Rp12.000. Dewi dan Agus juga kemudian meminta uang Jajan masing-masing Rp 1500
dan Rp1000.
7.
Minta peserta mendiskusikan cara mengisi
catatan kas harian pada tabel berikut:
TGL
|
Ket.
|
Pendapatan
|
Pengeluaran
|
Sisa
|
03/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
15.000
|
|
Masak
|
10.000
|
5.000
|
||
Tabungan Dewi
|
5.000
|
0
|
||
04/02
|
Upah Bapak
|
30.000
|
30.000
|
|
Uang Jajan Dewi
|
1500
|
28.500
|
||
Uang jajan Agus
|
1000
|
27.500
|
||
Pulsa
|
2500
|
25.000
|
||
04/02
|
Arisan PKK
|
10.000
|
15.000
|
|
Masak
|
15.000
|
0
|
||
05/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
15.000
|
|
Upah Pak Rusli
|
30.000
|
45.000
|
||
Masak
|
15.000
|
30.000
|
||
Utang
|
10.000
|
20.000
|
||
Pulsa
|
2.500
|
17.500
|
||
Uang jajan Dewi
|
1.500
|
16.000
|
||
Uang Jajan Agus
|
1.000
|
15.000
|
||
06/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
30.000
|
|
Upah Pak Rusli
|
30.000
|
60.000
|
||
Masak
|
12.000
|
48.000
|
||
Perlengkapan
mandi dan cuci
|
25.000
|
23.000
|
||
Uang jajan Dewi
|
1.500
|
21.500
|
||
Uang Jajan Agus
|
1.000
|
20.500
|
||
Bayar listrik
|
20.000
|
500
|
8.
Simpulkan dan minta peserta praktekan di
rumah
Pekerjaan Rumah
1. Fasilitator
meminta peserta untuk membuat catatan harian pendapatan dan pengeluarannya
sesuai dengan yang telah diajarkan
MODUL 5
|
MEMULAI USAHA
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengidentifikasi produk-produk/potensi produk yang bernilai ekonomi.
2. Peserta
mengetahui cara memasarkan produknya
3. Peserta
mengetahui pembukuan usahanya
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa mengetahui barang bernilai ekonomi dan tidak
2. Peserta
bisa memasrkan produknya
3. Peserta
bisa membuat pembukuan usahanya
Pokok Bahasan
1. Menentukan Ide Usaha
2. Mengembangkan dan Menilai Kelayakan Usaha
3. Memasarkan
produk
4. Membuat
Pembukuan Usaha
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
kelompok
Alat Bantu
1. Metaplan
2. Doble
tip atau sejenisnya
3. Kertas
plano
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi baru yang akan dibahas hari ini.
2. Fasilitator
mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya tentang memulai usaha : mengembangkan modal kecil menjadi hasil yang
berkelanjutan
3. Narasumber
melakukan ice breaking berupa senam angka. Dimana seluruh peserta membuat
lingkaran dan diminta berhitung searah jarum jam. Sampaikan pada peserta agar
saat menyebut angkanya harus juga menentukan arahnya dengan menunjuk arahnya
dengan tangan diatas kepala ( bisa kekiri, ke kanan, kedepan)
4. Narasumber
membuatkan yel-yel. Saat narasumber menyebutkan “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT”,
peserta menjawab “BUKA USAHA YUK!” dengan gerakan yang disepakati bersama.
5. Narasumber
meminta peserta untuk mengidentifikasi sumber daya alam apa saja yang bisa
dijadikan usaha. Gunakan metaplan dan kertas plano. Minta seluruh peserta untuk
menuliskan minimal 3 ide masing-masing 1 ide disatu kertas dan menempelkannya
ke depan.
6. Setelah
seluruh peserta menempelkan idenya, klasifikasikan sumber daya alam atau non
alam. Sampaikan pada peserta sumber daya alam atau kondisi lingkungan bisa
menjadi modal awal usaha namun harus didukung dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkannya.
7. Narasumber
meminta peserta untuk menuliskan keterampilan apa saja yang bisa mendukung ide
usaha yang ditulis sebelumnya pada metaplan dan menempelkannya kembali.
8. Simpulkan
: Ada berbagai kesempatan untuk memulai
atau mengembangkan usaha sesuai dengan hasil alam, kondisi lingkungan dan
keterampilan yang ada.
9. Setelah
peserta memiliki ide usaha maka peserta harus mengumpulkan informasi yang
menjawab pertanyaan berikut ini:
a. Usaha
apakah yang akan dilakukan?
b. Siapakah
target pembelinya?
c. Bagaimanakah
untung bisa didapatkan nantinya?
d. Apakah
penyebab kegagalan usaha itu selama ini?
10. Informasi
itu untuk mengembangkan usaha dan menilai kelayakan dengan mengidentifikasi hal
yang mendukung usaha dan yang menghambat usaha dengan mengisi tabel ini.
MENDUKUNG
USAHA
|
MENGHAMBAT
USAHA
|
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
a.
|
a.
|
b.
|
b.
|
PELUANG
|
ANCAMAN
|
a.
|
a.
|
b.
|
b.
|
11. Buka
slide presentasi “Rencana Pemasaran” sampaikan setiap pertanyaan didalam slide.
12. Narasumber
menyimpulkan : Rencana pemasaran yang matang akan menghindari kita dari kerugian.
Catatan
1. Fasilitator
harus mengingatkan peserta untuk memilih ide usaha yang kekuatan dan peluangnya
lebih besar yang akan dikembangkan nantinya secara berkelompok
Pekerjaan
Rumah
1. Narasumber
meminta peserta berkelompok dan menuliskan ide usahanya, kemudian minta peserta
menuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari ide usahanya
2. Narasumber
juga meminta peserta membuat tabel rencana pemasaran pada peserta
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Schuler,
Dowling, Smart dan Huber.
1992. Human Resource
Management in Australia Second Edition. Sydney: Harper Educational
Publisher.
Peraturan
Perundang-undangan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penataan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Perlindungan Perempuan.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan
Anak
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Dokumen
dan Laporan Lembaga
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018a). Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2012 - 2017. Bandung: BPS
Provinsi Jawa Barat.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018b). Keadaan Angkatan Kerja Di Provinsi Jawa Barat Februari 2018.
Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Kabupaten Bandung. (2018). Kabupaten Bandung dalam Angka 2018. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Kabupaten Bandung. (2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung 2017. Soreang: BPS
Kabupaten Bandung.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Penduduk Provinsi Jawa Barat Hasil SUPAS 2015. Bandung: BPS
Provinsi Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Analisis Data Perkawinan Usia Anak di
Indonesia. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Perhitungan dan analisis kemiskinan makro
Indonesia tahun 2015. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Pekerja Anak di Indonesia 2009. Jakarta:
BPS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012. Bandung: Dinkes Jabar.
ILO. (2015). Tren
ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2014 - 2015: Memperkuat daya saing dan
produktivitas melalui pekerjaan layak/Kantor Perburuhan Internasional.
Jakarta: ILO.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2017a). Profil Anak
Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2017b). Profil Perempian
Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia
Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia
Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. (2017). Ikhtisar Data
Pendidikan Tahun 2016/2017. Jakarta: Kemendikbud
Komnas Perempuan. (2018). Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan 2018. Jakarta:
Komnas Perempuan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K). (2017). 100 Kabupaten/Kota
Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: TNP2K.
Sumber Elektronik
Detik. (Diakses pada September 2018). Siswa SD di Kabupaten Bandung Tewas Usai
Berkelahi dengan Teman.https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3742858/siswa-sd-di-kabupaten-bandung-tewas-usai-berkelahi-dengan-teman
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. (Diakses pada September 2018). Simfoni-PPA.
https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (Diakses pada
September 2018). Bank Data Perlindungan
Anak. http://bankdata.kpai.go.id/
Pikiran Rakyat, diakses pada
September 2018 (http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/10/07/semester-pertama-2018-sudah-terjadi-150-kasus-kekerasan-anak-dan-perempuan )
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Selama 6 Bulan Terjadi 150 Kasus Kekerasan
Seksual Terhadap Anak dan Perempuan di Kabupaten Bandung. http://www.tribunnews.com/regional/2018/08/20/selama-6-bulan-terjadi-150-kasus-kekerasan-seksual-terhadap-anak-dan-perempuan-di-kabupaten-bandung
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Diman Kalap Gara-gara Istrinya Diduga Selingkuh
dan Sang Ibu Sarankan Cerai. http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/09/diman-kalap-gara-gara-istrinya-diduga-selingkuh-dan-mertua-sarankan-cerai
UNICEF. (Diakses pada September 2018). Kekerasan Terhadap Anak: Kini Saatnya
Bertindak. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_24996.html
Website Kabupaten Bandung, diakses
pada September 2018 http://www.bandungkab.go.id/arsip/sosialisasi-tolak-pernikahan-dini-harus-digencarkan
Website Propinsi Jawa Barat, (diakses pada September 2018). Laporkan Segera Tindak Kekerasan Pada Perempuan dan Anak.
Referensi Foto dan Gambar
INDIKATOR KEBERHASILAN SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT, PARA PEREMPUAN PESERTA DIKLAT DIHARAPKAN MAMPU :
a. Melaksanakan Ketahanan Sosial Keluarga
b. Melaksanakan Gender Harmoni Keluarga dan Masyarakat
c. Melaksanakan Pendidikan dan Pengasuhan Anak,
d. Melaksanakan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Rumah
Tangga,
e. Mengelola Keuangan Keluarga dan Pengembangan Koperasi
f.
Mengelola
Pengembangan Usaha dan Pemasaran Produksi Rumah Tangga
g. Mengelola Perumahan dan Lingkungan Hidup
h. Mengelola Gizi dan Kesehatan Keluarga
i.
Melakukan
Aksesibiltas Pelayanan Publik.
MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT
KABUPATEN BANDUNG
MODUL
SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT KABUPATEN BANDUNG 2018
KATA PENGANTAR
Sekolah perempuan
adalah sekolah untuk perempuan khususnya di desa dan kelurahan. Sekolah ini
merupakan wadah perempuan bertukar pengetahuan dan pengalaman, menemu-kenali
kebutuhan dan juga kepentingan perempuan, untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Pengetahuan dan pengalaman yang dipertukarkan dalam sekolah ini berkaitan
dengan kebutuhan perempuan yang bersifat praktis maupun strategis.
Untuk memulai
kegiatan diperlukan sebuah proses pendidikan dan pelatihan bagi fasilitator
yang akan mendampingi seluruh proses menemu kenali berbagai pengetahuan dan
pemahaman serta praktik-praktif terbaik yang telah dikembangkan pada suatu
bidang atau isu-isu tertentu kegiatan sekolah perempuan selama tiga bulan.
Bidang
pengembangan “Sekolah Perempuan Hebat” meliputi beberapa modul yakni;
Modul
1 : Ketahanan Keluarga
Modul
2 : Gender dalam Keluarga
Modul
3 : Pengasuhan Anak dan KDRT
Modul
4 : Keuangan Keluarga
Modul
5 : Memulai Usaha
Demikian dan
terima kasih atas perhatiannya untuk membantu terlaksanakannya sekolah
perempuan ini dengan hebat.
Bandung, November 2018
DAFTAR ISI
Cover
Pengarah
Program.......................................................................................................... 1
Tim
Penyusun................................................................................................................ 1
Kata
Pengantar............................................................................................................... 2
Daftar
Isi........................................................................................................................ 3
Modul
1 : Ketahanan Keluarga.............................................................................................. 4
Modul
2 : Gender dalam Keluarga................................................................................. 7
Modul
3 : Pengasuhan Anak dan KDRT........................................................................ 12
Modul
4 : Keuangan Keluarga........................................................................................ 14
Modul
5 : Memulai Usaha.............................................................................................. 16
MODUL 1
|
KETAHANAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengetahui yang dimaksud dengan ketahanan keluarga
2. Peserta
mengetahui indikator ketahanan keluarga
3. Peserta
mengetahui 5 pilar ketahanan keluarga
Standar Kompetensi
1.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan legalitas keluarga
2.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan fisik
3.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan ekonomi
4.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan sosial psikologi
5.
Peserta bisa memberikan
contoh ketahanan sosial budaya
Pokok Bahasan
1.
Pengertian ketahanan keluarga
2.
Indikasi tingkat ketahanan keluarga
3.
5 Pilar ketahanan keluarga dan
implementasinya
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Papan
tulis / whiteboard
2. Spidol
boardmarker
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi dalam modul 13 yang akan dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
akan menjelaskan
4. Narasumber
menjelaskan pengertian dari ketahanan keluarga menurut perundang-undangan dan
ahli yakni;
Ketahanan
keluarga sebagai suatu kondisi dinamik keluarga yang memiliki keuletan,
ketangguhan, dan kemampuan fisik, materil, dan mental untuk hidup secara
mandiri (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994).
Ketahanan keluarga juga mengandung maksud sebagai kemampuan keluarga untuk
mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia lahir
dan batin. Dalam pandangan yang lain, ketahanan keluarga mencakup kemampuan
keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah untuk mencapai kesejahteraan
(Sunarti, 2001), kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi terhadap berbagai
kondisi yang senantiasa berubah secara dinamis serta memiliki sikap positif
terhadap berbagai tantangan kehidupan keluarga (Walsh, 1996).
5. Narasumber
menjelaskan 5 (lima) indikasi yang menggambarkan tingkat ketahanan suatu keluarga yaitu:
(1)
adanya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan;
(2)
adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik;
(3)
adanya orang tua yang mengajar dan melatih anak-anaknya dengan berbagai
tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten, dan mengembangkan keterampilan;
(4)
adanya suami dan istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh
kasih sayang;
(5)
adanya anak-anak yang menaati dan menghormati orang tuanya.
6.
Narasumber menjelaskan konsep ketahanan dan kesejahteraan keluarga mencakup:
(1)
Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga,
(2)
Ketahanan Fisik,
(3)
Ketahanan Ekonomi,
(4)
Ketahanan Sosial Psikologi, dan
(5)
Ketahanan Sosial Budaya.
7.
Narasumber memperjelas kembali cangkupan landasan legalitas dan keutuhan
keluarga dengan bertanya pada peserta “Ibu-ibu
mengetahui legalitas dikeluarga itu apa saja?”. Setelah peserta
mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian
merinci apa yang dimaksud landasan legalitas dan keutuhan keluarga dalam
ketahanan keluarga, yakni:
a. Ibu
dan ayah memiliki buku nikah
b. Anak-anak
memiliki akte kelahiran
c. Keluarga
tinggal dalam satu rumah
d. Ayah
dan ibu bersama-sama mengelola keuangan keluarga
e. Ayah
dan ibu menyisihkan waktunya untuk anak
f.
Suami istri merencanakan
jumlah anak dan kontrasepsi yang dipakai berdasrkan kesepakatan bersama
8. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta
tentang ketahanan fisik, “Ibu-ibu ada
yang tahu ketahanan fisik itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan
pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang
dimaksud ketahanan fisik:
a. Kecukupan
makanan dan gizi
b. Ketersediaan
rumah untuk tinggal
c. Kesehatan
keluarga dengan tidak adanya penyakit kronis atau disabilitas bawaan dalam
anggota keluarga
9.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan ekonomi, “Ibu-ibu ada yang bisa berikan contoh
ketahanan ekonomi?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber
berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan
ekonomi:
a. Punya
rumah yang ditinggali keluarga
b. Punya
penghasilan
c. Bisa
membiayai pendidikan anak
d. Memiliki
jaminan keuangan keluarga atau tabungan
10.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan psikologi, “Ibu-ibu ketahanan social - psikologi itu
seperti apa, ada yang bisa menjelaskan?”. Setelah peserta mengemukakan
pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang
dimaksud ketahanan psikologi:
a. Keharmonisan
keluarga dengan tidak adanya KDRT
b. Kepatuhan
akan hukum yang berlaku, tidak adanya anggota keluarga yang terlibat
kriminalitas
11.
Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan sosial budaya ,
“Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan sosial
budaya itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan
narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud
ketahanan sosial budaya:
a. Adanya
kepedulian sosial seperti anggota keluarga ikut merawat lansia terlantar diwilayahnya
b. Adanya
keeratan sosial dengan anggota keluarga ikut kegiatan sosial dimasyarakat
seperti kerja bakti, pengajian, dllnya
c. Adanya
keeratan beragama anggota keluarga dengan selalu beribadah bersama-sama
12. Narasumber
mengakhiri sesi dengan meminta peserta menyimpulkan ketahanan keluarga menurut
pendapat mereka masing-masing.
Pekerjaan
rumah :
Minta Peserta mengidentifikasi 5 ketahanan
keluarga mana saja yang dimiliki keluarga mereka dan presentasikan pada
pertemuan selanjutnya.
Catatan
:
1. Narasumber
dan Fasilitator harus peka pada kondisi peserta saat dirasa perserta mulai
bosan harus melakukan ice breaking
karenan materi yang disampaikan terlalu padat.
2. Narasumber
harus memastikan pada penarikan kesimpulan akhir 5 ketahanan keluarga tersebut
dapat teranggkum dengan baik.
MODUL 2
|
GENDER DALAM KELUARGA
Kompetensi
Dasar
·
Peserta mengetahui dan
memahami konsep gender
·
Peserta mengetahui dan
memahami perbedaan sex dan gender
·
Peserta mengetahui dan
memahami peran gender dalam keluarga
·
Peserta mengetahui dan
memahani konsep keluarga berkeadilan gender
Standar
Kompetensi
·
Peserta dapat menjelaskan
konsep gender
·
Peserta mampu
menggambarkan perbedaan sex dan gender
·
Peserta dapat menyebutkan
peran gender di dalam keluarga
·
Peserta dapat menyebutkan langkah-langkah/contoh untuk mengembangkan relasi gender yang adil
didalam keluarga
Pokok Bahasan
1. Sex,
seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
2. Peran
gender di dalam keluarga
3. Relasi
berkeadilan gender di dalam keluarga
Waktu
180 menit (ideal), realitas 60 menit
Metode
·
Ceramah
·
Diskusi kelompok
·
Ekspresi visual
Alat
Bantu
·
Laptop
·
LCD atau Proyektor
·
Metaplan
·
Masking tape
·
Kertas plano
·
Spidol warna warni
·
Majalah bekas
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pembukaan (10 menit)
·
Sampaikan salam pembuka,
perkenalkan diri dan sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan belajar
bersama tentang gender dalam keluarga.
·
Ajak peserta untuk
meneriakan yel penyemangat:
Fasilitator
|
Peserta
|
Semangat pagiii
|
Pagiii... pagiii.. pagiiii
|
Siapa kitaaa?
|
Perempuan berdaya... Hebaaat!!
|
Apa kabar perempuan hebat?
|
Luar biasaa!
|
·
Jelaskan dengan singkat
mengapa gender perlu dibahas dalam keluarga dan apa tujuannya. Gunakan Slide
presentasi.
·
Sebagai pretest, tanyakan
kepada peserta apakah ada yang sudah pernah mengikuti pelatihan gender
sebelumnya? Beri kesempatan peserta merespons.
·
Berikan penguatan bahwa
pelatihan ini merupakan proses belajar bersama. Bagi yang sudah pernah belajar
gender sebelumnya diharapkan dapat meperkaya proses belajar dan berbagi. Bagi
yang belum pernah diharapkan dapat menjadi proses belajar tema baru yang
menyenangkan.
·
Sebelum lanjut ke materi,
ajak peserta untuk duduk berkelompok. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah
peserta. Minimal 3 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-7 orang. Pembagian
kelompok dapat dilakukan melalui game
atau ice breaking.
B. Penyampaian
Materi
1. Sex,
seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
(30 menit)
· Minta
peserta duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing
· Setiap
kelompok diberi perlengkapan, berupa:
o 3
lembar kertas plano
o 3
set kartu berwarna (misal warna pink,
biru, dan putih) banyaknya disesuaikan
dengan jumlah kelompok
o Spidol
untuk semua anggota kelompok
· Jelaskan
kepada peserta kita akan mulai dengan materi tentang Sex, seksualitas dan
gender: konsep dan perbedaannya.
· Minta
peserta untuk menuliskan secara spontan yang
terpikir ketika mendengar kata laki-laki dan perempuan, secara fisik ,
karakter dan peran sosialnya.
· Gunakan
kartu berwarna untuk menuliskannya.
Kartu pink untuk menuliskan fisik bagi
permpuan, kartu biru untuk menuliskan kondisi fisik laki-laki, dan kartu putih
untuk karakter atau peran sosialnya.
· Tempelkan
kartu-kartu tersebut di kertas plano.
· Minta
kelompok untuk melihta hasil kerja. Pastikan semua anggota kelompok sudah
mengisi kartu dan menempelkannya di kertas plano.
· Minta
peserta untuk memilah dan memisahkan kartu-kartu tersebut dalam kategori
berikut:
Hanya dimiliki oleh Perempuan
|
Dimiliki oleh Perempuan dan laki-laki
|
Hanya dimiliki oleh laki-laki
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
·
.......
·
.......
·
.......
|
· Undang
perwakilan kelompok untuk presentasi
· Lakukan
penyimpulan tentang perbedaan sex dan gender. Buka ruang diskusi apabila ada
pertanyaan.
· Beri
apresiasi kepada semua peserta dengan tepuk tangan gemuruh.
· Siap
ke materi berikutnya
2. Pembagian
kerja berdasarkan gender di dalam keluarga
(30 menit)
· Jelaskan
pada sesi ini peserta akan mengidentifikasi peran peran gender di dalam keluarga
dan masyarakat.
· Putarkan
film “Imposible Dream”
· Minta
kelompok untukmendiskusikan film tersebut, dengan panduan pertanyaan:
o Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh suami
dan istri di dalam fim tersebut?
o Apa
saja pekerjaan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan di dalam
film tersebut.
o Apa
kira-kira penyebab pembagian kerja
seperti itu?
o Apa
saja dampak yang dirasakan terkait pembagian kerja berdasarkan gender?
· Beri
kesempatan peserta untuk presentasi hasil diskusi kelompok.
· Beri
simpulan terkait pembagian kerja
berdasrkan gender dan dampaknya, terutama bagi perempuan.
· Tutup
materi dengan apresiasi bagi seluruh peserta.
3. Relasi
berkeadilan gender di dalam keluarga (30 menit)
· Jalaskan
bahwa pada sesi ini kita akan membahas tentang
bagaimana relasi berkeadilan gender didalam keluarga.
· Ajak
kembali peserta untuk melakukan diskusi kelompok terkait film “Imposible Dream”
yang diputar sebelumnya, dengan panduan sebagai berikut:
o Apa
kira-kira perasaan tokoh-tokoh dalam film tersebut, terkait dengan pekerjaan
masing-masing?
o Apa
yang diimpikan oleh tokoh istri?
o Apa
saja yang dibutuhkan agar impian tokoh
istri dapat terwujud?
· Presentasikan
hasil diskusi kelompok.
· Beri
simpulan untuk penguatan dengan membahas sikap dan perilaku dasar untuk membangun
relasi berkeadilan gender di dalam keluarga. Lanjut ke bagian rencana aksi
C. Rencana
Aksi (30 menit)
· Pada
sesi ini peserta akan diajak untuk membuat rencana perubahan yang sederhana
untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarganya masing-masing.
· Ajak
peserta untuk merenung sejenak. Mengingat kembali situasi di rumahnya. Ajak
untuk mengingat bagaimana peran dan tanggung jawab di antara dirinya, suami,
dan anak-anak laki –laki dan perempuan. Apakah ada yang harus diubah, diganti
dan ditinggalkan atau ada yang tetap harus dikuatkan. Apa kira-kira yang
dibutuhkan agar impian tentang peran
anggota keluarga yang ideal dapat terwujud.
· Setelah
selesai merenung, bawa kembali ingatan peserta ke film “Imposible Dream”, minta
peserta untuk menggambarkan
impiannya tentang keluarga yang ideal.
· Buat
visualisasi impian tersebut, Peserta dapat membuat gambar ilustrasi,
menggunakan kolase dari majalah bekas, dan benda lainnya. Apabila ada yang mau
mengungkapkannya dalam bentuk puisi, lagu, atau cerita juga dipersilahkan.
· Tampilkan
hasil kerja kelompok dalam panggung gembira.
· Berikan
apresiasi bagi semua dengan tepuk gemuruh.
D. Penutupan (20 menit)
· Sebelum
sesi ditutup, buat kuis terkait materi untuk mengasah kepekaan gender:
o Kuis
Sex atau Gender. Tempatkan pernyataan berikut apakah itu terkait sex atau
gender?
SEX
|
GENDER
|
|
1. Melahirkan
|
||
2. Membereskan
tempat tidur
|
||
3. Bekerja
mencari nafkah
|
||
4. Nikah
|
||
5. Vagina
|
||
6. Membayar
rekening air
|
||
7. Menyiapkan
sarapan
|
||
8. Mengambil
rapot anak di sekolah
|
||
9. Sperma
|
||
10. Menghasilkan
ASI
|
||
11. Mengatur jarak kehamilan
|
||
12. Memilih
kontrasepsi
|
||
13. Mencuci
baju
|
||
14. Naik
pohon
|
||
15. Memancing
|
||
16. Membuat
nasi goreng
|
||
17. Uterus
|
||
18. Sopir
truck dan kendaraan berat
|
||
19. Menjadi
TKI di luar negeri
|
||
20. Mengganti
popok
|
||
21. Penis
|
||
22. Pembuahan
|
o Kuis
Kepekaan gender. Katakan YA atau TIDAK untuk pernyataan berikut:
YA
|
TIDAK
|
|
1. Laki-laki
lebih rasional daripada perempuan
|
Ö
|
|
2. Perempuan
lebih mudah menangis
|
Ö
|
|
3. Sekalipun
saya perempuan, saya tida tidak keberatan membetulkan genteng yang rusak
|
Ö
|
|
4. Laki-laki
boleh memasak dan mengurus rumah
|
Ö
|
|
5. Laki-laki
dan perempuan memiliki tingkat emosional yang sama
|
Ö
|
|
6. Pemimpin
perempuan lebih cerewet daripada pemimpin laki-laki.
|
Ö
|
|
7. Pemakaian
alat kontrasepsi adalah tanggungjawab laki-laki dan perempuan.
|
Ö
|
|
8. Perempuan
harus feminin, laki-laki harus perkasa
|
Ö
|
|
9. Hanya
laki-laki yang harus mencari nafkah
|
Ö
|
|
10. Derajat
laki-laki dan perempuan adalah sama pada segala bidang kehidupan.
|
Ö
|
· Beri
hadiah kecil bagi peserta yang paling aktif.
· Tutup
sesi dengan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan tepuk gemuruh. Terkahir
ajak seluruh peserta untuk meneriakan yel yel
MODUL 3
|
PENGASUHAN ANAK DAN KDRT
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengetahui cara pengasuhan anak yang baik
2. Peserta
mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga
3. Peserta
mengetahui jenis KDRT
4. Peserta
bisa mempraktekan cara menghindari KDRT
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa menyebutkan langkah-langkah pengasuhan anak yang baik
2. Peserta
bisa menyebutkan jenis – jenis kekerasan
3. Peserta
bisa menyebutkan perilaku yang terindikasi KDRT
4. Peserta
bisa memberikan contoh perilaku yang menghindari KDRT
Pokok Bahasan
1.
Mengenali metode pengasuhan anak yang baik
2.
Mempelajari KDRT dan jenisnya
3.
Mengklasifikasi perilaku termasuk KDRT dan
tidak
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Laptop 3. Masking tape 5.Kertas Plano
2. LCD
atau Proyektor 4. Kertas Plano
Langkah-langkah
1. Fasilitator
kemudian menjelaskan materi dalam modul pengasuhan anak dan KDRT yang akan
dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
akan membagi peserta kedalam 2 kelompok. Kelompok “JANGAN” dan kelompok
“HARUS”.
4. Narasumber
memnyebutkan yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” peserta menjawab, “PENGASUHAN
ANAK TANPA KEKERASAN”
5. Kemudian
narasumber bertanya, “ Apa pengasuhan
itu? Seperti apa pengasuhan yang baik?”. Ucapkan terima kasih pada peserta
yang memberi tanggapannya.
6. Narasumber
kemudian memberikan materi 6 langkah menjadi Orangtua Hebat untuk Anak Cerdas
a. Perkataan dan perbuatan
orangtua harus sejalan agar bisa
menjadi contoh untuk anak
b. Orangtua
harus punya konsep diri positif
c. Orangtua
harus penuh kasih sayang dan tanpa
kekerasan
d. Melibatkan ayah
dalam pengasuhan sehari-hari
e. Membuat
keputusan bersama dan melaksanakan
dengan konsisten
f.
Menghindari
konflik depan anak
7. Narasumber
kemudian mengaitkan 6 langkah menjadi orangtua hebat dengan hak anak. Dan
narasumber mengajarkan “TEPUK HAK ANAK”. Kemudian memberi contoh
masing-masing hak anak yang relevan
8. Narasumber
menjelaskan KDRT dan Jenis KDRT
9. Narasumber
juga bertanya pada peserta “Bagaimana
ibu-ibu mengurangi perilaku negatif anak?”. Terima kasih kepada peserta
yang mengemukakan idenya.
10. Narasumber
Bertanya pada peserta “Apa dampak KDRT bagi korban termasuk anak dan ibu?.
Mengucapkan terimakasih kembali pada peserta yang memberi tanggapan. Lalu
jelaskan dampak kekerasan fisik pada
ibu dan anak berakibat adanya luka,
sakit, memar dllnya. Tapi dampak
kekerasan non fisik pada anak, anak jadi pemarah, agresif, tidak percaya diri
dan sulit konsentrasi dan yang terparah anak akan menganggap melakukan kekerasan adalah hal yang biasa atau
wajar.
11. Narasumber
kemudian mengajak peserta menyebutkan masing-masing 7 hal yang termasuk hal
yang “JANGAN DILAKUKAN” dan 7 hal yang “HARUS DILAKUKAN” dalam pengasuhan.
Contoh sederhana jangan mencubit anak.
12. Narasumber
kemudian menyimpulkan “Pengasuhan anak
harus jauh dari kekerasan dan harus penuh kasih sayang”
Catatan
a. Narasumber
harus bisa membuat peserta mengemukakan pendapatnya lebih dulu sebelum menyampaikan
materi
b. Tips
dibacakan 3 kali dengan pengulangan 2 kali oleh peserta dan minta peserta
menulis setelah diulang.
MODUL 4
|
PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1. Peserta
memiliki Keterampilan merencanakan keuangan
2. Peserta
memiliki keterampilan mengelola keuangan keluarga
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa membuat rencana keuangan sendiri
2. Peserta
bisa mengalokasikan dana sesuai pendapatan
3. Peserta
bisa memilah kebutuhan dan keinginan
Pokok Bahasan
1.
Mengenali jenis-jenis pengeluaran keluarga
2.
Merencanakan keuangan keluarga
3.
Mengelola alokasi dana sesuai kebutuhan
keluarga
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
Kelompok
Alat Bantu
1. Laptop
2. Proyektor atau LCD
3. Papan
tulis / whiteboard 4. Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi dalam modul yang akan dibahas apa saja.
2. Fasilitator
mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3. Narasumber
memberikan peserta yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” dijawab peserta dengan
“CATAT KEUANGAN YUK”
4.
Ajak peserta untuk membedakan apa itu
keinginan dan apa itu kebutuhan. Berikan beberapa contoh untuk di identifikasi
termasuk kebutuhan atau keinginan
a.
Rokok kebutuhan atau keinginan?
b.
Baju baru kebutuhan atau keinginan?
c.
Seragam anak kebutuhan atau keinginan?
d.
Make up ibu kebutuhan atau keinginan?
e.
Uang kontrakan kebutuhan atau keinginan?
5.
Simulasikan caranya dengan membuat catatan
kas harian berdasarkan cerita
6.
Bacakan cerita untuk mengisi kas harian
· 3 Februari
2018 : Ibu Lili menerima upah bekerja disawah Rp 15.000,00. Sepulang dari
sawah, ia membeli bahan makanan dipasar Rp 10.000,00. Sisanya ia berikan pada
Dewi untuk ditabung Rp 5.000,00
· 4 Februari
2018: Pak Rusli memberikan Ibu Lili Rp 30.000,00 dari upahnya bekerja. Ibu lili
memberikan Rp 1500,00 kepada Dewi dan Rp1000,00 kepada Agus untuk uang jajan.
Rp 2500,00 ia masukan dalam amplop untuk membeli pulsa dan Rp 10.000 untuk
membayar arisan PKK. Untuk memasak ia membeli bumbu sayur dan ikan Rp 15.000,00
·
5 Februari 2018 : Ibu Lili bekerja kembali
pagi ini dan mendapat upah Rp 15.000, dan Pak Rusli mendapat upah Rp 30.000.
Ibu Lili kemudian belanja di pasar Rp 15.000 dan memasukan Rp 10.000 kedalam
amplop untuk membayar utang dan pulsa telpon Rp 2500. Ia juga memberikan Dewi
Rp 1500 dan Agus Rp 1000 untuk uang jajan.
·
6 Februari 2018: Sama seperti kemarin, Ibu
Lili mendapat upah Rp 15.000 dan Pak Rusli mendapatkan Rp 30.000. Ibu Lili
menyisihkan Rp 20.00 dalam amplop untuk membayar listrik dan Rp 25.000 untuk
membeli perlengkapan mandi dan cuci serta sisanya ia belanjakan makanan
Rp12.000. Dewi dan Agus juga kemudian meminta uang Jajan masing-masing Rp 1500
dan Rp1000.
7.
Minta peserta mendiskusikan cara mengisi
catatan kas harian pada tabel berikut:
TGL
|
Ket.
|
Pendapatan
|
Pengeluaran
|
Sisa
|
03/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
15.000
|
|
Masak
|
10.000
|
5.000
|
||
Tabungan Dewi
|
5.000
|
0
|
||
04/02
|
Upah Bapak
|
30.000
|
30.000
|
|
Uang Jajan Dewi
|
1500
|
28.500
|
||
Uang jajan Agus
|
1000
|
27.500
|
||
Pulsa
|
2500
|
25.000
|
||
04/02
|
Arisan PKK
|
10.000
|
15.000
|
|
Masak
|
15.000
|
0
|
||
05/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
15.000
|
|
Upah Pak Rusli
|
30.000
|
45.000
|
||
Masak
|
15.000
|
30.000
|
||
Utang
|
10.000
|
20.000
|
||
Pulsa
|
2.500
|
17.500
|
||
Uang jajan Dewi
|
1.500
|
16.000
|
||
Uang Jajan Agus
|
1.000
|
15.000
|
||
06/02
|
Upah Ibu Lili
|
15.000
|
30.000
|
|
Upah Pak Rusli
|
30.000
|
60.000
|
||
Masak
|
12.000
|
48.000
|
||
Perlengkapan
mandi dan cuci
|
25.000
|
23.000
|
||
Uang jajan Dewi
|
1.500
|
21.500
|
||
Uang Jajan Agus
|
1.000
|
20.500
|
||
Bayar listrik
|
20.000
|
500
|
8.
Simpulkan dan minta peserta praktekan di
rumah
Pekerjaan Rumah
1. Fasilitator
meminta peserta untuk membuat catatan harian pendapatan dan pengeluarannya
sesuai dengan yang telah diajarkan
MODUL 5
|
MEMULAI USAHA
Kompetensi dasar
1. Peserta
mengidentifikasi produk-produk/potensi produk yang bernilai ekonomi.
2. Peserta
mengetahui cara memasarkan produknya
3. Peserta
mengetahui pembukuan usahanya
Standar Kompetensi
1. Peserta
bisa mengetahui barang bernilai ekonomi dan tidak
2. Peserta
bisa memasrkan produknya
3. Peserta
bisa membuat pembukuan usahanya
Pokok Bahasan
1. Menentukan Ide Usaha
2. Mengembangkan dan Menilai Kelayakan Usaha
3. Memasarkan
produk
4. Membuat
Pembukuan Usaha
Waktu
60 menit
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
kelompok
Alat Bantu
1. Metaplan
2. Doble
tip atau sejenisnya
3. Kertas
plano
Langkah-langkah
1. Fasilitator
menjelaskan materi baru yang akan dibahas hari ini.
2. Fasilitator
mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya tentang memulai usaha : mengembangkan modal kecil menjadi hasil yang
berkelanjutan
3. Narasumber
melakukan ice breaking berupa senam angka. Dimana seluruh peserta membuat
lingkaran dan diminta berhitung searah jarum jam. Sampaikan pada peserta agar
saat menyebut angkanya harus juga menentukan arahnya dengan menunjuk arahnya
dengan tangan diatas kepala ( bisa kekiri, ke kanan, kedepan)
4. Narasumber
membuatkan yel-yel. Saat narasumber menyebutkan “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT”,
peserta menjawab “BUKA USAHA YUK!” dengan gerakan yang disepakati bersama.
5. Narasumber
meminta peserta untuk mengidentifikasi sumber daya alam apa saja yang bisa
dijadikan usaha. Gunakan metaplan dan kertas plano. Minta seluruh peserta untuk
menuliskan minimal 3 ide masing-masing 1 ide disatu kertas dan menempelkannya
ke depan.
6. Setelah
seluruh peserta menempelkan idenya, klasifikasikan sumber daya alam atau non
alam. Sampaikan pada peserta sumber daya alam atau kondisi lingkungan bisa
menjadi modal awal usaha namun harus didukung dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkannya.
7. Narasumber
meminta peserta untuk menuliskan keterampilan apa saja yang bisa mendukung ide
usaha yang ditulis sebelumnya pada metaplan dan menempelkannya kembali.
8. Simpulkan
: Ada berbagai kesempatan untuk memulai
atau mengembangkan usaha sesuai dengan hasil alam, kondisi lingkungan dan
keterampilan yang ada.
9. Setelah
peserta memiliki ide usaha maka peserta harus mengumpulkan informasi yang
menjawab pertanyaan berikut ini:
a. Usaha
apakah yang akan dilakukan?
b. Siapakah
target pembelinya?
c. Bagaimanakah
untung bisa didapatkan nantinya?
d. Apakah
penyebab kegagalan usaha itu selama ini?
10. Informasi
itu untuk mengembangkan usaha dan menilai kelayakan dengan mengidentifikasi hal
yang mendukung usaha dan yang menghambat usaha dengan mengisi tabel ini.
MENDUKUNG
USAHA
|
MENGHAMBAT
USAHA
|
KEKUATAN
|
KELEMAHAN
|
a.
|
a.
|
b.
|
b.
|
PELUANG
|
ANCAMAN
|
a.
|
a.
|
b.
|
b.
|
11. Buka
slide presentasi “Rencana Pemasaran” sampaikan setiap pertanyaan didalam slide.
12. Narasumber
menyimpulkan : Rencana pemasaran yang matang akan menghindari kita dari kerugian.
Catatan
1. Fasilitator
harus mengingatkan peserta untuk memilih ide usaha yang kekuatan dan peluangnya
lebih besar yang akan dikembangkan nantinya secara berkelompok
Pekerjaan
Rumah
1. Narasumber
meminta peserta berkelompok dan menuliskan ide usahanya, kemudian minta peserta
menuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari ide usahanya
2. Narasumber
juga meminta peserta membuat tabel rencana pemasaran pada peserta
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Schuler,
Dowling, Smart dan Huber.
1992. Human Resource
Management in Australia Second Edition. Sydney: Harper Educational
Publisher.
Peraturan
Perundang-undangan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Penataan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Perlindungan Perempuan.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan
Anak
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Dokumen
dan Laporan Lembaga
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018a). Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2012 - 2017. Bandung: BPS
Provinsi Jawa Barat.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018b). Keadaan Angkatan Kerja Di Provinsi Jawa Barat Februari 2018.
Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Kabupaten Bandung. (2018). Kabupaten Bandung dalam Angka 2018. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Kabupaten Bandung. (2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung 2017. Soreang: BPS
Kabupaten Bandung.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Penduduk Provinsi Jawa Barat Hasil SUPAS 2015. Bandung: BPS
Provinsi Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Analisis Data Perkawinan Usia Anak di
Indonesia. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Perhitungan dan analisis kemiskinan makro
Indonesia tahun 2015. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Pekerja Anak di Indonesia 2009. Jakarta:
BPS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012. Bandung: Dinkes Jabar.
ILO. (2015). Tren
ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2014 - 2015: Memperkuat daya saing dan
produktivitas melalui pekerjaan layak/Kantor Perburuhan Internasional.
Jakarta: ILO.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2017a). Profil Anak
Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2017b). Profil Perempian
Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia
Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia
Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. (2017). Ikhtisar Data
Pendidikan Tahun 2016/2017. Jakarta: Kemendikbud
Komnas Perempuan. (2018). Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan 2018. Jakarta:
Komnas Perempuan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K). (2017). 100 Kabupaten/Kota
Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: TNP2K.
Sumber Elektronik
Detik. (Diakses pada September 2018). Siswa SD di Kabupaten Bandung Tewas Usai
Berkelahi dengan Teman.https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3742858/siswa-sd-di-kabupaten-bandung-tewas-usai-berkelahi-dengan-teman
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. (Diakses pada September 2018). Simfoni-PPA.
https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (Diakses pada
September 2018). Bank Data Perlindungan
Anak. http://bankdata.kpai.go.id/
Pikiran Rakyat, diakses pada
September 2018 (http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/10/07/semester-pertama-2018-sudah-terjadi-150-kasus-kekerasan-anak-dan-perempuan )
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Selama 6 Bulan Terjadi 150 Kasus Kekerasan
Seksual Terhadap Anak dan Perempuan di Kabupaten Bandung. http://www.tribunnews.com/regional/2018/08/20/selama-6-bulan-terjadi-150-kasus-kekerasan-seksual-terhadap-anak-dan-perempuan-di-kabupaten-bandung
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Diman Kalap Gara-gara Istrinya Diduga Selingkuh
dan Sang Ibu Sarankan Cerai. http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/09/diman-kalap-gara-gara-istrinya-diduga-selingkuh-dan-mertua-sarankan-cerai
UNICEF. (Diakses pada September 2018). Kekerasan Terhadap Anak: Kini Saatnya
Bertindak. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_24996.html
Website Kabupaten Bandung, diakses
pada September 2018 http://www.bandungkab.go.id/arsip/sosialisasi-tolak-pernikahan-dini-harus-digencarkan
Website Propinsi Jawa Barat, (diakses pada September 2018). Laporkan Segera Tindak Kekerasan Pada Perempuan dan Anak.
Referensi Foto dan Gambar
INDIKATOR KEBERHASILAN SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT, PARA PEREMPUAN PESERTA DIKLAT DIHARAPKAN MAMPU :
a. Melaksanakan Ketahanan Sosial Keluarga
b. Melaksanakan Gender Harmoni Keluarga dan Masyarakat
c. Melaksanakan Pendidikan dan Pengasuhan Anak,
d. Melaksanakan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Rumah
Tangga,
e. Mengelola Keuangan Keluarga dan Pengembangan Koperasi
f.
Mengelola
Pengembangan Usaha dan Pemasaran Produksi Rumah Tangga
g. Mengelola Perumahan dan Lingkungan Hidup
h. Mengelola Gizi dan Kesehatan Keluarga
i.
Melakukan
Aksesibiltas Pelayanan Publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar