Sabtu, 23 Februari 2019

MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT BANDUNG



MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT

KABUPATEN BANDUNG
OLEH
BAMBANG RUSTANTO



KATA PENGANTAR

Sekolah perempuan adalah sekolah untuk perempuan khususnya di desa dan kelurahan. Sekolah ini merupakan wadah perempuan bertukar pengetahuan dan pengalaman, menemu-kenali kebutuhan dan juga kepentingan perempuan, untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pengetahuan dan pengalaman yang dipertukarkan dalam sekolah ini berkaitan dengan kebutuhan perempuan yang bersifat praktis maupun strategis.
Untuk memulai kegiatan diperlukan sebuah proses pendidikan dan pelatihan bagi fasilitator yang akan mendampingi seluruh proses menemu kenali berbagai pengetahuan dan pemahaman serta praktik-praktif terbaik yang telah dikembangkan pada suatu bidang atau isu-isu tertentu kegiatan sekolah perempuan selama tiga bulan.
Bidang pengembangan “Sekolah Perempuan Hebat” meliputi beberapa modul yakni;
Modul 1 : Ketahanan Keluarga
Modul 2 : Gender dalam Keluarga
Modul 3 : Pengasuhan Anak dan KDRT
Modul 4 : Keuangan Keluarga
Modul 5 : Memulai Usaha
Demikian dan terima kasih atas perhatiannya untuk membantu terlaksanakannya sekolah perempuan ini dengan hebat.



Bandung, November 2018
















MODUL 1

KETAHANAN KELUARGA

Kompetensi dasar
1.      Peserta mengetahui yang dimaksud dengan ketahanan keluarga
2.      Peserta mengetahui indikator ketahanan keluarga
3.      Peserta mengetahui 5 pilar ketahanan keluarga
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan legalitas keluarga
2.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan fisik
3.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan ekonomi
4.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan sosial psikologi
5.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan sosial budaya
Pokok Bahasan
1.      Pengertian ketahanan keluarga
2.      Indikasi tingkat ketahanan keluarga
3.      5 Pilar ketahanan keluarga dan implementasinya
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Papan tulis / whiteboard
2.      Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi dalam modul 13 yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber akan menjelaskan
4.      Narasumber menjelaskan pengertian dari ketahanan keluarga menurut perundang-undangan dan ahli yakni;
Ketahanan keluarga sebagai suatu kondisi dinamik keluarga yang memiliki keuletan, ketangguhan, dan kemampuan fisik, materil, dan mental untuk hidup secara mandiri (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994). Ketahanan keluarga juga mengandung maksud sebagai kemampuan keluarga untuk mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia lahir dan batin. Dalam pandangan yang lain, ketahanan keluarga mencakup kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah untuk mencapai kesejahteraan (Sunarti, 2001), kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi terhadap berbagai kondisi yang senantiasa berubah secara dinamis serta memiliki sikap positif terhadap berbagai tantangan kehidupan keluarga (Walsh, 1996).
5.      Narasumber menjelaskan 5 (lima) indikasi yang menggambarkan tingkat  ketahanan suatu keluarga yaitu:
(1) adanya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan;
(2) adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik;
(3) adanya orang tua yang mengajar dan melatih anak-anaknya dengan berbagai tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten, dan mengembangkan keterampilan;
(4) adanya suami dan istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh kasih sayang;
(5) adanya anak-anak yang menaati dan menghormati orang tuanya.
6. Narasumber menjelaskan konsep ketahanan dan kesejahteraan keluarga mencakup:
(1) Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga,
(2) Ketahanan Fisik,
(3) Ketahanan Ekonomi,
(4) Ketahanan Sosial Psikologi, dan
(5) Ketahanan Sosial Budaya.
7. Narasumber memperjelas kembali cangkupan landasan legalitas dan keutuhan keluarga dengan bertanya pada peserta “Ibu-ibu mengetahui legalitas dikeluarga itu apa saja?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud landasan legalitas dan keutuhan keluarga dalam ketahanan keluarga, yakni:
a.       Ibu dan ayah memiliki buku nikah
b.      Anak-anak memiliki akte kelahiran
c.       Keluarga tinggal dalam satu rumah
d.      Ayah dan ibu bersama-sama mengelola keuangan keluarga
e.       Ayah dan ibu menyisihkan waktunya untuk anak
f.        Suami istri merencanakan jumlah anak dan kontrasepsi yang dipakai berdasrkan kesepakatan bersama
8. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan fisik, “Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan fisik itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan fisik:
a.       Kecukupan makanan dan gizi
b.      Ketersediaan rumah untuk tinggal
c.       Kesehatan keluarga dengan tidak adanya penyakit kronis atau disabilitas bawaan dalam anggota keluarga
9. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan ekonomi, “Ibu-ibu ada yang bisa berikan contoh ketahanan ekonomi?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan ekonomi:
a.       Punya rumah yang ditinggali keluarga
b.      Punya penghasilan
c.       Bisa membiayai pendidikan anak
d.      Memiliki jaminan keuangan keluarga atau tabungan
10. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan psikologi, “Ibu-ibu ketahanan social - psikologi itu seperti apa, ada yang bisa menjelaskan?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan psikologi:
a.       Keharmonisan keluarga dengan tidak adanya KDRT
b.      Kepatuhan akan hukum yang berlaku, tidak adanya anggota keluarga yang terlibat kriminalitas
11. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan sosial budaya , “Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan sosial budaya itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan sosial budaya:
a.       Adanya kepedulian sosial seperti anggota keluarga ikut merawat lansia terlantar diwilayahnya
b.      Adanya keeratan sosial dengan anggota keluarga ikut kegiatan sosial dimasyarakat seperti kerja bakti, pengajian, dllnya
c.       Adanya keeratan beragama anggota keluarga dengan selalu beribadah bersama-sama
12. Narasumber mengakhiri sesi dengan meminta peserta menyimpulkan ketahanan keluarga menurut pendapat mereka masing-masing.
Pekerjaan rumah :
Minta Peserta mengidentifikasi 5 ketahanan keluarga mana saja yang dimiliki keluarga mereka dan presentasikan pada pertemuan selanjutnya.
Catatan :
1.      Narasumber dan Fasilitator harus peka pada kondisi peserta saat dirasa perserta mulai bosan harus melakukan ice breaking karenan materi yang disampaikan terlalu padat.
2.      Narasumber harus memastikan pada penarikan kesimpulan akhir 5 ketahanan keluarga tersebut dapat teranggkum dengan baik.
MODUL 2

GENDER DALAM KELUARGA

Kompetensi Dasar
·         Peserta mengetahui dan memahami  konsep gender
·         Peserta mengetahui dan memahami  perbedaan sex dan gender
·         Peserta mengetahui dan memahami peran gender dalam keluarga
·         Peserta mengetahui dan memahani konsep keluarga berkeadilan gender
Standar Kompetensi
·         Peserta dapat menjelaskan konsep gender
·         Peserta mampu menggambarkan perbedaan sex dan gender
·         Peserta dapat menyebutkan peran gender di dalam keluarga
·          Peserta dapat menyebutkan langkah-langkah/contoh  untuk mengembangkan relasi gender yang adil didalam keluarga
 Pokok Bahasan
1.      Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
2.      Peran gender di dalam keluarga
3.      Relasi berkeadilan gender di dalam keluarga
Waktu
180 menit (ideal), realitas 60 menit
Metode
·         Ceramah
·         Diskusi kelompok
·         Ekspresi visual
Alat Bantu
·         Laptop
·         LCD atau Proyektor
·         Metaplan
·         Masking tape
·         Kertas plano
·         Spidol warna warni
·         Majalah bekas


Langkah-langkah  Pembelajaran
A.    Pembukaan  (10 menit)
·         Sampaikan salam pembuka, perkenalkan diri dan sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan belajar bersama tentang gender dalam keluarga.
·         Ajak peserta untuk meneriakan yel penyemangat:
Fasilitator
Peserta
Semangat pagiii
Pagiii... pagiii.. pagiiii
Siapa kitaaa?
Perempuan berdaya... Hebaaat!!
Apa kabar perempuan hebat?
Luar biasaa!







·         Jelaskan dengan singkat mengapa gender perlu dibahas dalam keluarga dan apa tujuannya. Gunakan Slide presentasi.
·         Sebagai pretest, tanyakan kepada peserta apakah ada yang sudah pernah mengikuti pelatihan gender sebelumnya? Beri kesempatan peserta merespons.  
·         Berikan penguatan bahwa pelatihan ini merupakan proses belajar bersama. Bagi yang sudah pernah belajar gender sebelumnya diharapkan dapat meperkaya proses belajar dan berbagi. Bagi yang belum pernah diharapkan dapat menjadi proses belajar tema baru yang menyenangkan.
·         Sebelum lanjut ke materi, ajak peserta untuk duduk berkelompok. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta. Minimal 3 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-7 orang. Pembagian kelompok  dapat dilakukan melalui game atau ice breaking.
B.     Penyampaian Materi
1.      Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya  (30 menit)
·      Minta peserta duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing
·      Setiap kelompok diberi perlengkapan, berupa:
o  3 lembar kertas plano
o  3 set kartu berwarna  (misal warna pink, biru, dan putih)  banyaknya disesuaikan dengan jumlah kelompok
o  Spidol untuk semua anggota kelompok
·      Jelaskan kepada peserta kita akan mulai dengan materi tentang Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya.
·      Minta peserta untuk menuliskan secara spontan yang  terpikir ketika mendengar kata laki-laki dan perempuan, secara fisik , karakter dan peran sosialnya.
·      Gunakan kartu berwarna untuk  menuliskannya. Kartu  pink untuk menuliskan fisik bagi permpuan, kartu biru untuk menuliskan kondisi fisik laki-laki, dan kartu putih untuk karakter atau peran sosialnya.
·      Tempelkan kartu-kartu tersebut di kertas plano. 
·      Minta kelompok untuk melihta hasil kerja. Pastikan semua anggota kelompok sudah mengisi kartu dan menempelkannya di kertas plano.
·      Minta peserta untuk memilah dan memisahkan kartu-kartu tersebut dalam kategori berikut:
Hanya dimiliki oleh Perempuan
Dimiliki oleh Perempuan dan laki-laki
Hanya dimiliki oleh laki-laki
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......

·      Undang perwakilan kelompok untuk presentasi
·      Lakukan penyimpulan tentang perbedaan sex dan gender. Buka ruang diskusi apabila ada pertanyaan.
·      Beri apresiasi kepada semua peserta dengan tepuk tangan gemuruh.
·      Siap ke materi berikutnya
2.      Pembagian kerja berdasarkan gender di dalam keluarga  (30 menit)
·      Jelaskan pada sesi ini peserta akan mengidentifikasi peran peran gender di dalam keluarga dan masyarakat.
·      Putarkan film “Imposible Dream”
·      Minta kelompok untukmendiskusikan film tersebut, dengan panduan pertanyaan:
o   Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh suami dan istri di dalam fim tersebut?
o  Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan di dalam film tersebut.
o  Apa kira-kira  penyebab pembagian kerja seperti itu?
o  Apa saja dampak yang dirasakan terkait pembagian kerja berdasarkan gender?
·      Beri kesempatan peserta untuk presentasi hasil diskusi kelompok.
·      Beri simpulan  terkait pembagian kerja berdasrkan gender dan dampaknya, terutama bagi perempuan.
·      Tutup materi dengan apresiasi bagi seluruh peserta.
3.      Relasi berkeadilan gender di dalam keluarga (30 menit)
·      Jalaskan bahwa pada sesi ini kita akan membahas tentang  bagaimana relasi berkeadilan gender didalam keluarga.
·      Ajak kembali peserta untuk melakukan diskusi kelompok terkait film “Imposible Dream” yang diputar sebelumnya, dengan panduan sebagai berikut:
o  Apa kira-kira perasaan tokoh-tokoh dalam film tersebut, terkait dengan pekerjaan masing-masing?
o  Apa yang diimpikan oleh tokoh istri?
o  Apa saja yang dibutuhkan agar impian  tokoh istri dapat terwujud?
·      Presentasikan hasil diskusi kelompok.
·      Beri simpulan untuk penguatan dengan membahas sikap dan perilaku dasar untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarga. Lanjut ke bagian rencana  aksi

C.     Rencana Aksi (30 menit)
·      Pada sesi ini peserta akan diajak untuk membuat rencana perubahan yang sederhana untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarganya masing-masing.
·      Ajak peserta untuk merenung sejenak. Mengingat kembali situasi di rumahnya. Ajak untuk mengingat bagaimana peran dan tanggung jawab di antara dirinya, suami, dan anak-anak laki –laki dan perempuan. Apakah ada yang harus diubah, diganti dan ditinggalkan atau ada yang tetap harus dikuatkan. Apa kira-kira yang dibutuhkan agar impian  tentang peran anggota keluarga yang ideal dapat terwujud.
·      Setelah selesai merenung, bawa kembali ingatan peserta ke film “Imposible Dream”, minta peserta untuk  menggambarkan impiannya  tentang keluarga yang ideal.
·      Buat visualisasi impian tersebut, Peserta dapat membuat gambar ilustrasi, menggunakan kolase dari majalah bekas, dan benda lainnya. Apabila ada yang mau mengungkapkannya dalam bentuk puisi, lagu, atau cerita juga dipersilahkan.
·      Tampilkan hasil kerja kelompok dalam panggung gembira.
·      Berikan apresiasi bagi semua dengan tepuk gemuruh.
D.    Penutupan  (20 menit)
·      Sebelum sesi ditutup, buat kuis terkait materi untuk mengasah kepekaan gender:
o  Kuis Sex atau Gender. Tempatkan pernyataan berikut apakah itu terkait sex atau gender?

SEX
 GENDER
1.      Melahirkan


2.      Membereskan tempat tidur


3.      Bekerja mencari nafkah


4.      Nikah


5.      Vagina


6.      Membayar rekening air


7.      Menyiapkan sarapan


8.      Mengambil rapot anak di sekolah


9.      Sperma


10.  Menghasilkan ASI


11.  Mengatur  jarak kehamilan


12.  Memilih kontrasepsi


13.  Mencuci baju


14.  Naik pohon


15.  Memancing


16.  Membuat nasi goreng


17.  Uterus


18.  Sopir truck dan kendaraan berat


19.  Menjadi TKI di luar negeri


20.  Mengganti popok


21.  Penis


22.  Pembuahan



o  Kuis Kepekaan gender. Katakan YA atau TIDAK untuk pernyataan berikut:

YA
TIDAK
1.      Laki-laki lebih rasional daripada perempuan

Ö         
2.      Perempuan lebih mudah menangis

Ö         
3.      Sekalipun saya perempuan, saya tida tidak keberatan membetulkan genteng yang rusak
Ö         

4.      Laki-laki boleh memasak dan mengurus rumah
Ö         

5.      Laki-laki dan perempuan memiliki tingkat emosional yang sama
Ö         

6.      Pemimpin perempuan lebih cerewet daripada pemimpin laki-laki.

Ö         
7.      Pemakaian alat kontrasepsi adalah tanggungjawab laki-laki dan perempuan.
Ö         

8.      Perempuan harus feminin, laki-laki harus perkasa

Ö         
9.      Hanya laki-laki yang harus mencari nafkah

Ö         
10.  Derajat laki-laki dan perempuan adalah sama pada segala bidang kehidupan.
Ö         


·      Beri hadiah kecil bagi peserta yang paling aktif.
·      Tutup sesi dengan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan tepuk gemuruh. Terkahir ajak seluruh peserta untuk meneriakan yel yel















MODUL 3

PENGASUHAN ANAK DAN KDRT
Kompetensi dasar
1.      Peserta mengetahui cara pengasuhan anak yang baik
2.      Peserta mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga
3.      Peserta mengetahui jenis KDRT
4.      Peserta bisa mempraktekan cara menghindari KDRT
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa menyebutkan langkah-langkah pengasuhan anak yang baik
2.      Peserta bisa menyebutkan jenis – jenis kekerasan
3.      Peserta bisa menyebutkan perilaku yang terindikasi KDRT
4.      Peserta bisa memberikan contoh perilaku yang menghindari KDRT
Pokok Bahasan
1.      Mengenali metode pengasuhan anak yang baik
2.      Mempelajari KDRT dan jenisnya
3.      Mengklasifikasi perilaku termasuk KDRT dan tidak
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Laptop                         3. Masking tape          5.Kertas Plano
2.      LCD atau Proyektor    4. Kertas Plano
Langkah-langkah
1.      Fasilitator kemudian menjelaskan materi dalam modul pengasuhan anak dan KDRT yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber akan membagi peserta kedalam 2 kelompok. Kelompok “JANGAN” dan kelompok “HARUS”.
4.      Narasumber memnyebutkan yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” peserta menjawab, “PENGASUHAN ANAK TANPA KEKERASAN”
5.      Kemudian narasumber bertanya, “ Apa pengasuhan itu? Seperti apa pengasuhan yang baik?”. Ucapkan terima kasih pada peserta yang memberi tanggapannya.
6.      Narasumber kemudian memberikan materi 6 langkah menjadi Orangtua Hebat untuk Anak Cerdas
a.       Perkataan dan perbuatan orangtua harus sejalan agar bisa menjadi contoh untuk anak
b.      Orangtua harus punya konsep diri positif
c.       Orangtua harus penuh kasih sayang dan tanpa kekerasan
d.      Melibatkan ayah dalam pengasuhan sehari-hari
e.       Membuat keputusan bersama dan melaksanakan dengan konsisten
f.        Menghindari konflik depan anak
7.      Narasumber kemudian mengaitkan 6 langkah menjadi orangtua hebat dengan hak anak. Dan narasumber mengajarkan “TEPUK HAK ANAK”. Kemudian memberi contoh masing-masing  hak anak yang relevan
8.      Narasumber menjelaskan KDRT dan Jenis KDRT
9.      Narasumber juga bertanya pada peserta “Bagaimana ibu-ibu mengurangi perilaku negatif anak?”. Terima kasih kepada peserta yang mengemukakan idenya.
10.  Narasumber Bertanya pada peserta “Apa dampak KDRT bagi korban termasuk anak dan ibu?. Mengucapkan terimakasih kembali pada peserta yang memberi tanggapan. Lalu jelaskan dampak kekerasan fisik pada ibu dan anak berakibat adanya luka, sakit, memar dllnya. Tapi dampak kekerasan non fisik pada anak, anak jadi pemarah, agresif, tidak percaya diri dan sulit konsentrasi dan yang terparah anak akan menganggap melakukan kekerasan adalah hal yang biasa atau wajar.
11.  Narasumber kemudian mengajak peserta menyebutkan masing-masing 7 hal yang termasuk hal yang “JANGAN DILAKUKAN” dan 7 hal yang “HARUS DILAKUKAN” dalam pengasuhan. Contoh sederhana jangan mencubit anak.
12.  Narasumber kemudian menyimpulkan “Pengasuhan anak harus jauh dari kekerasan dan harus penuh kasih sayang”
Catatan
a.       Narasumber harus bisa membuat peserta mengemukakan pendapatnya lebih dulu sebelum menyampaikan materi
b.      Tips dibacakan 3 kali dengan pengulangan 2 kali oleh peserta dan minta peserta menulis setelah diulang.











MODUL 4

PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1.      Peserta memiliki Keterampilan merencanakan keuangan
2.      Peserta memiliki keterampilan mengelola keuangan keluarga
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa membuat rencana keuangan sendiri
2.      Peserta bisa mengalokasikan dana sesuai pendapatan
3.      Peserta bisa memilah kebutuhan dan keinginan
Pokok Bahasan
1.      Mengenali jenis-jenis pengeluaran keluarga
2.      Merencanakan keuangan keluarga
3.      Mengelola alokasi dana sesuai kebutuhan keluarga
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Laptop                                     2. Proyektor atau LCD
3.      Papan tulis / whiteboard         4. Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi dalam modul yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber memberikan peserta yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” dijawab peserta dengan “CATAT KEUANGAN YUK”
4.      Ajak peserta untuk membedakan apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan. Berikan beberapa contoh untuk di identifikasi termasuk kebutuhan atau keinginan
a.       Rokok kebutuhan atau keinginan?
b.      Baju baru kebutuhan atau keinginan?
c.       Seragam anak kebutuhan atau keinginan?
d.      Make up ibu kebutuhan atau keinginan?
e.       Uang kontrakan kebutuhan atau keinginan?
5.      Simulasikan caranya dengan membuat catatan kas harian berdasarkan cerita
6.      Bacakan cerita untuk mengisi kas harian
·      3 Februari 2018 : Ibu Lili menerima upah bekerja disawah Rp 15.000,00. Sepulang dari sawah, ia membeli bahan makanan dipasar Rp 10.000,00. Sisanya ia berikan pada Dewi untuk ditabung Rp 5.000,00
·      4 Februari 2018: Pak Rusli memberikan Ibu Lili Rp 30.000,00 dari upahnya bekerja. Ibu lili memberikan Rp 1500,00 kepada Dewi dan Rp1000,00 kepada Agus untuk uang jajan. Rp 2500,00 ia masukan dalam amplop untuk membeli pulsa dan Rp 10.000 untuk membayar arisan PKK. Untuk memasak ia membeli bumbu sayur dan ikan Rp 15.000,00
·         5 Februari 2018 : Ibu Lili bekerja kembali pagi ini dan mendapat upah Rp 15.000, dan Pak Rusli mendapat upah Rp 30.000. Ibu Lili kemudian belanja di pasar Rp 15.000 dan memasukan Rp 10.000 kedalam amplop untuk membayar utang dan pulsa telpon Rp 2500. Ia juga memberikan Dewi Rp 1500 dan Agus Rp 1000 untuk uang jajan.
·         6 Februari 2018: Sama seperti kemarin, Ibu Lili mendapat upah Rp 15.000 dan Pak Rusli mendapatkan Rp 30.000. Ibu Lili menyisihkan Rp 20.00 dalam amplop untuk membayar listrik dan Rp 25.000 untuk membeli perlengkapan mandi dan cuci serta sisanya ia belanjakan makanan Rp12.000. Dewi dan Agus juga kemudian meminta uang Jajan masing-masing Rp 1500 dan Rp1000.
7.      Minta peserta mendiskusikan cara mengisi catatan kas harian pada tabel berikut:
TGL
Ket.
Pendapatan
Pengeluaran
Sisa
03/02
Upah Ibu Lili
15.000

15.000
Masak

10.000
5.000
Tabungan Dewi

5.000
0
04/02
Upah Bapak
30.000

30.000
Uang Jajan Dewi

1500
28.500
Uang jajan Agus

1000
27.500
Pulsa


2500
25.000
04/02
Arisan PKK

10.000
15.000
Masak

15.000
0
05/02
Upah Ibu Lili
15.000

15.000
Upah Pak Rusli
30.000

45.000
Masak

15.000
30.000
Utang

10.000
20.000
Pulsa

2.500
17.500
Uang jajan Dewi

1.500
16.000
Uang Jajan Agus

1.000
15.000
06/02
Upah Ibu Lili
15.000

30.000
Upah Pak Rusli
30.000

60.000
Masak

12.000
48.000
Perlengkapan mandi dan cuci

25.000
23.000
Uang jajan Dewi

1.500
21.500
Uang Jajan Agus

1.000
20.500
Bayar listrik

20.000
500
8.      Simpulkan dan minta peserta praktekan di rumah
Pekerjaan Rumah
1.      Fasilitator meminta peserta untuk membuat catatan harian pendapatan dan pengeluarannya sesuai dengan yang telah diajarkan

MODUL 5

MEMULAI USAHA
Kompetensi dasar
1.      Peserta mengidentifikasi produk-produk/potensi produk yang bernilai ekonomi.
2.      Peserta mengetahui cara memasarkan produknya
3.      Peserta mengetahui pembukuan usahanya
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa mengetahui barang bernilai ekonomi dan tidak
2.      Peserta bisa memasrkan produknya
3.      Peserta bisa membuat pembukuan usahanya
Pokok Bahasan
1.      Menentukan Ide Usaha
2.      Mengembangkan dan Menilai Kelayakan Usaha
3.      Memasarkan produk
4.      Membuat Pembukuan Usaha
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi kelompok
Alat Bantu
1.      Metaplan
2.      Doble tip atau sejenisnya
3.      Kertas plano
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi baru yang akan dibahas hari ini.
2.      Fasilitator mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya tentang memulai usaha : mengembangkan modal kecil menjadi hasil yang berkelanjutan
3.      Narasumber melakukan ice breaking berupa senam angka. Dimana seluruh peserta membuat lingkaran dan diminta berhitung searah jarum jam. Sampaikan pada peserta agar saat menyebut angkanya harus juga menentukan arahnya dengan menunjuk arahnya dengan tangan diatas kepala ( bisa kekiri, ke kanan, kedepan)
4.      Narasumber membuatkan yel-yel. Saat narasumber menyebutkan “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT”, peserta menjawab “BUKA USAHA YUK!” dengan gerakan yang disepakati bersama.
5.      Narasumber meminta peserta untuk mengidentifikasi sumber daya alam apa saja yang bisa dijadikan usaha. Gunakan metaplan dan kertas plano. Minta seluruh peserta untuk menuliskan minimal 3 ide masing-masing 1 ide disatu kertas dan menempelkannya ke depan.
6.      Setelah seluruh peserta menempelkan idenya, klasifikasikan sumber daya alam atau non alam. Sampaikan pada peserta sumber daya alam atau kondisi lingkungan bisa menjadi modal awal usaha namun harus didukung dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkannya.
7.      Narasumber meminta peserta untuk menuliskan keterampilan apa saja yang bisa mendukung ide usaha yang ditulis sebelumnya pada metaplan dan menempelkannya kembali.
8.      Simpulkan : Ada berbagai kesempatan untuk memulai atau mengembangkan usaha sesuai dengan hasil alam, kondisi lingkungan dan keterampilan yang ada.
9.      Setelah peserta memiliki ide usaha maka peserta harus mengumpulkan informasi yang menjawab pertanyaan berikut ini:
a.       Usaha apakah yang akan dilakukan?
b.      Siapakah target pembelinya?
c.       Bagaimanakah untung bisa didapatkan nantinya?
d.      Apakah penyebab kegagalan usaha itu selama ini?
10.  Informasi itu untuk mengembangkan usaha dan menilai kelayakan dengan mengidentifikasi hal yang mendukung usaha dan yang menghambat usaha dengan mengisi tabel ini.
MENDUKUNG USAHA
MENGHAMBAT USAHA
KEKUATAN
KELEMAHAN
a.
a.
b.
b.
PELUANG
ANCAMAN
a.
a.
b.
b.
11.  Buka slide presentasi “Rencana Pemasaran” sampaikan setiap pertanyaan didalam slide.
12.  Narasumber menyimpulkan : Rencana pemasaran yang matang akan menghindari kita dari kerugian.
Catatan
1.      Fasilitator harus mengingatkan peserta untuk memilih ide usaha yang kekuatan dan peluangnya lebih besar yang akan dikembangkan nantinya secara berkelompok
Pekerjaan Rumah
1.      Narasumber meminta peserta berkelompok dan menuliskan ide usahanya, kemudian minta peserta menuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari ide usahanya
2.      Narasumber juga meminta peserta membuat tabel rencana pemasaran pada peserta




 
       
 DAFTAR PUSTAKA

Buku
Schuler, Dowling, Smart dan Huber. 1992. Human Resource Management in Australia Second Edition. Sydney: Harper Educational Publisher.

Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penataan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Perempuan.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Dokumen dan Laporan Lembaga
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018a). Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2012 - 2017. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018b). Keadaan Angkatan Kerja Di Provinsi Jawa Barat Februari 2018. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Kabupaten Bandung. (2018). Kabupaten Bandung dalam Angka 2018. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Kabupaten Bandung. (2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung 2017. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Penduduk Provinsi Jawa Barat Hasil SUPAS 2015. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Perhitungan dan analisis kemiskinan makro Indonesia tahun 2015. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Pekerja Anak di Indonesia 2009. Jakarta: BPS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012. Bandung: Dinkes Jabar.
ILO. (2015). Tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2014 - 2015: Memperkuat daya saing dan produktivitas melalui pekerjaan layak/Kantor Perburuhan Internasional. Jakarta: ILO.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2017a). Profil Anak Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2017b). Profil Perempian Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017. Jakarta: Kemendikbud
Komnas Perempuan. (2018). Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan 2018. Jakarta: Komnas Perempuan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: TNP2K.

Sumber Elektronik
Detik. (Diakses pada September 2018). Siswa SD di Kabupaten Bandung Tewas Usai Berkelahi dengan Teman.https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3742858/siswa-sd-di-kabupaten-bandung-tewas-usai-berkelahi-dengan-teman
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (Diakses pada September 2018). Simfoni-PPA. https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (Diakses pada September 2018). Bank Data Perlindungan Anak. http://bankdata.kpai.go.id/
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Selama 6 Bulan Terjadi 150 Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak dan Perempuan di Kabupaten Bandung. http://www.tribunnews.com/regional/2018/08/20/selama-6-bulan-terjadi-150-kasus-kekerasan-seksual-terhadap-anak-dan-perempuan-di-kabupaten-bandung
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Diman Kalap Gara-gara Istrinya Diduga Selingkuh dan Sang Ibu Sarankan Cerai. http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/09/diman-kalap-gara-gara-istrinya-diduga-selingkuh-dan-mertua-sarankan-cerai
UNICEF. (Diakses pada September 2018). Kekerasan Terhadap Anak: Kini Saatnya Bertindak. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_24996.html
Website Kabupaten Bandung, diakses pada September 2018  http://www.bandungkab.go.id/arsip/sosialisasi-tolak-pernikahan-dini-harus-digencarkan

Website Propinsi Jawa Barat, (diakses pada September 2018).  Laporkan Segera Tindak Kekerasan Pada Perempuan dan Anak.

Referensi Foto dan Gambar



















INDIKATOR KEBERHASILAN SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SEKOLAH PEREMPUAN  HEBAT, PARA PEREMPUAN PESERTA DIKLAT  DIHARAPKAN MAMPU  :

a.       Melaksanakan Ketahanan Sosial Keluarga
b.      Melaksanakan Gender Harmoni Keluarga dan Masyarakat
c.       Melaksanakan Pendidikan dan Pengasuhan Anak,
d.      Melaksanakan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Rumah Tangga,
e.       Mengelola Keuangan Keluarga dan Pengembangan Koperasi
f.        Mengelola Pengembangan Usaha dan Pemasaran Produksi Rumah Tangga
g.      Mengelola Perumahan dan Lingkungan Hidup
h.      Mengelola Gizi dan Kesehatan Keluarga
i.        Melakukan Aksesibiltas Pelayanan Publik.


MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT

KABUPATEN BANDUNG




MODUL SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT KABUPATEN BANDUNG 2018




KATA PENGANTAR

Sekolah perempuan adalah sekolah untuk perempuan khususnya di desa dan kelurahan. Sekolah ini merupakan wadah perempuan bertukar pengetahuan dan pengalaman, menemu-kenali kebutuhan dan juga kepentingan perempuan, untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pengetahuan dan pengalaman yang dipertukarkan dalam sekolah ini berkaitan dengan kebutuhan perempuan yang bersifat praktis maupun strategis.
Untuk memulai kegiatan diperlukan sebuah proses pendidikan dan pelatihan bagi fasilitator yang akan mendampingi seluruh proses menemu kenali berbagai pengetahuan dan pemahaman serta praktik-praktif terbaik yang telah dikembangkan pada suatu bidang atau isu-isu tertentu kegiatan sekolah perempuan selama tiga bulan.
Bidang pengembangan “Sekolah Perempuan Hebat” meliputi beberapa modul yakni;
Modul 1 : Ketahanan Keluarga
Modul 2 : Gender dalam Keluarga
Modul 3 : Pengasuhan Anak dan KDRT
Modul 4 : Keuangan Keluarga
Modul 5 : Memulai Usaha
Demikian dan terima kasih atas perhatiannya untuk membantu terlaksanakannya sekolah perempuan ini dengan hebat.



Bandung, November 2018












DAFTAR ISI


Cover
Pengarah Program..........................................................................................................         1
Tim Penyusun................................................................................................................         1
Kata Pengantar...............................................................................................................         2
Daftar Isi........................................................................................................................         3
Modul 1 : Ketahanan Keluarga.............................................................................................. 4
Modul 2 : Gender dalam Keluarga.................................................................................        7
Modul 3 : Pengasuhan Anak dan KDRT........................................................................        12
Modul 4 : Keuangan Keluarga........................................................................................        14
Modul 5 : Memulai Usaha..............................................................................................        16

















MODUL 1

KETAHANAN KELUARGA

Kompetensi dasar
1.      Peserta mengetahui yang dimaksud dengan ketahanan keluarga
2.      Peserta mengetahui indikator ketahanan keluarga
3.      Peserta mengetahui 5 pilar ketahanan keluarga
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan legalitas keluarga
2.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan fisik
3.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan ekonomi
4.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan sosial psikologi
5.      Peserta bisa memberikan contoh ketahanan sosial budaya
Pokok Bahasan
1.      Pengertian ketahanan keluarga
2.      Indikasi tingkat ketahanan keluarga
3.      5 Pilar ketahanan keluarga dan implementasinya
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Papan tulis / whiteboard
2.      Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi dalam modul 13 yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber akan menjelaskan
4.      Narasumber menjelaskan pengertian dari ketahanan keluarga menurut perundang-undangan dan ahli yakni;
Ketahanan keluarga sebagai suatu kondisi dinamik keluarga yang memiliki keuletan, ketangguhan, dan kemampuan fisik, materil, dan mental untuk hidup secara mandiri (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994). Ketahanan keluarga juga mengandung maksud sebagai kemampuan keluarga untuk mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia lahir dan batin. Dalam pandangan yang lain, ketahanan keluarga mencakup kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah untuk mencapai kesejahteraan (Sunarti, 2001), kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi terhadap berbagai kondisi yang senantiasa berubah secara dinamis serta memiliki sikap positif terhadap berbagai tantangan kehidupan keluarga (Walsh, 1996).
5.      Narasumber menjelaskan 5 (lima) indikasi yang menggambarkan tingkat  ketahanan suatu keluarga yaitu:
(1) adanya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan;
(2) adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik;
(3) adanya orang tua yang mengajar dan melatih anak-anaknya dengan berbagai tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten, dan mengembangkan keterampilan;
(4) adanya suami dan istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh kasih sayang;
(5) adanya anak-anak yang menaati dan menghormati orang tuanya.
6. Narasumber menjelaskan konsep ketahanan dan kesejahteraan keluarga mencakup:
(1) Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga,
(2) Ketahanan Fisik,
(3) Ketahanan Ekonomi,
(4) Ketahanan Sosial Psikologi, dan
(5) Ketahanan Sosial Budaya.
7. Narasumber memperjelas kembali cangkupan landasan legalitas dan keutuhan keluarga dengan bertanya pada peserta “Ibu-ibu mengetahui legalitas dikeluarga itu apa saja?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud landasan legalitas dan keutuhan keluarga dalam ketahanan keluarga, yakni:
a.       Ibu dan ayah memiliki buku nikah
b.      Anak-anak memiliki akte kelahiran
c.       Keluarga tinggal dalam satu rumah
d.      Ayah dan ibu bersama-sama mengelola keuangan keluarga
e.       Ayah dan ibu menyisihkan waktunya untuk anak
f.        Suami istri merencanakan jumlah anak dan kontrasepsi yang dipakai berdasrkan kesepakatan bersama
8. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan fisik, “Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan fisik itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan fisik:
a.       Kecukupan makanan dan gizi
b.      Ketersediaan rumah untuk tinggal
c.       Kesehatan keluarga dengan tidak adanya penyakit kronis atau disabilitas bawaan dalam anggota keluarga
9. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan ekonomi, “Ibu-ibu ada yang bisa berikan contoh ketahanan ekonomi?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan ekonomi:
a.       Punya rumah yang ditinggali keluarga
b.      Punya penghasilan
c.       Bisa membiayai pendidikan anak
d.      Memiliki jaminan keuangan keluarga atau tabungan
10. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan psikologi, “Ibu-ibu ketahanan social - psikologi itu seperti apa, ada yang bisa menjelaskan?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan psikologi:
a.       Keharmonisan keluarga dengan tidak adanya KDRT
b.      Kepatuhan akan hukum yang berlaku, tidak adanya anggota keluarga yang terlibat kriminalitas
11. Narasumber kembali bertanya pendapat peserta tentang ketahanan sosial budaya , “Ibu-ibu ada yang tahu ketahanan sosial budaya itu seperti apa?”. Setelah peserta mengemukakan pendapat dan narasumber berterima kasih, narasumber kemudian merinci apa yang dimaksud ketahanan sosial budaya:
a.       Adanya kepedulian sosial seperti anggota keluarga ikut merawat lansia terlantar diwilayahnya
b.      Adanya keeratan sosial dengan anggota keluarga ikut kegiatan sosial dimasyarakat seperti kerja bakti, pengajian, dllnya
c.       Adanya keeratan beragama anggota keluarga dengan selalu beribadah bersama-sama
12. Narasumber mengakhiri sesi dengan meminta peserta menyimpulkan ketahanan keluarga menurut pendapat mereka masing-masing.
Pekerjaan rumah :
Minta Peserta mengidentifikasi 5 ketahanan keluarga mana saja yang dimiliki keluarga mereka dan presentasikan pada pertemuan selanjutnya.
Catatan :
1.      Narasumber dan Fasilitator harus peka pada kondisi peserta saat dirasa perserta mulai bosan harus melakukan ice breaking karenan materi yang disampaikan terlalu padat.
2.      Narasumber harus memastikan pada penarikan kesimpulan akhir 5 ketahanan keluarga tersebut dapat teranggkum dengan baik.
MODUL 2

GENDER DALAM KELUARGA

Kompetensi Dasar
·         Peserta mengetahui dan memahami  konsep gender
·         Peserta mengetahui dan memahami  perbedaan sex dan gender
·         Peserta mengetahui dan memahami peran gender dalam keluarga
·         Peserta mengetahui dan memahani konsep keluarga berkeadilan gender
Standar Kompetensi
·         Peserta dapat menjelaskan konsep gender
·         Peserta mampu menggambarkan perbedaan sex dan gender
·         Peserta dapat menyebutkan peran gender di dalam keluarga
·          Peserta dapat menyebutkan langkah-langkah/contoh  untuk mengembangkan relasi gender yang adil didalam keluarga
 Pokok Bahasan
1.      Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya
2.      Peran gender di dalam keluarga
3.      Relasi berkeadilan gender di dalam keluarga
Waktu
180 menit (ideal), realitas 60 menit
Metode
·         Ceramah
·         Diskusi kelompok
·         Ekspresi visual
Alat Bantu
·         Laptop
·         LCD atau Proyektor
·         Metaplan
·         Masking tape
·         Kertas plano
·         Spidol warna warni
·         Majalah bekas


Langkah-langkah  Pembelajaran
A.    Pembukaan  (10 menit)
·         Sampaikan salam pembuka, perkenalkan diri dan sampaikan ucapan terima kasih atas kesempatan belajar bersama tentang gender dalam keluarga.
·         Ajak peserta untuk meneriakan yel penyemangat:
Fasilitator
Peserta
Semangat pagiii
Pagiii... pagiii.. pagiiii
Siapa kitaaa?
Perempuan berdaya... Hebaaat!!
Apa kabar perempuan hebat?
Luar biasaa!







·         Jelaskan dengan singkat mengapa gender perlu dibahas dalam keluarga dan apa tujuannya. Gunakan Slide presentasi.
·         Sebagai pretest, tanyakan kepada peserta apakah ada yang sudah pernah mengikuti pelatihan gender sebelumnya? Beri kesempatan peserta merespons.  
·         Berikan penguatan bahwa pelatihan ini merupakan proses belajar bersama. Bagi yang sudah pernah belajar gender sebelumnya diharapkan dapat meperkaya proses belajar dan berbagi. Bagi yang belum pernah diharapkan dapat menjadi proses belajar tema baru yang menyenangkan.
·         Sebelum lanjut ke materi, ajak peserta untuk duduk berkelompok. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta. Minimal 3 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-7 orang. Pembagian kelompok  dapat dilakukan melalui game atau ice breaking.
B.     Penyampaian Materi
1.      Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya  (30 menit)
·      Minta peserta duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing
·      Setiap kelompok diberi perlengkapan, berupa:
o  3 lembar kertas plano
o  3 set kartu berwarna  (misal warna pink, biru, dan putih)  banyaknya disesuaikan dengan jumlah kelompok
o  Spidol untuk semua anggota kelompok
·      Jelaskan kepada peserta kita akan mulai dengan materi tentang Sex, seksualitas dan gender: konsep dan perbedaannya.
·      Minta peserta untuk menuliskan secara spontan yang  terpikir ketika mendengar kata laki-laki dan perempuan, secara fisik , karakter dan peran sosialnya.
·      Gunakan kartu berwarna untuk  menuliskannya. Kartu  pink untuk menuliskan fisik bagi permpuan, kartu biru untuk menuliskan kondisi fisik laki-laki, dan kartu putih untuk karakter atau peran sosialnya.
·      Tempelkan kartu-kartu tersebut di kertas plano. 
·      Minta kelompok untuk melihta hasil kerja. Pastikan semua anggota kelompok sudah mengisi kartu dan menempelkannya di kertas plano.
·      Minta peserta untuk memilah dan memisahkan kartu-kartu tersebut dalam kategori berikut:
Hanya dimiliki oleh Perempuan
Dimiliki oleh Perempuan dan laki-laki
Hanya dimiliki oleh laki-laki
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......
·         .......

·      Undang perwakilan kelompok untuk presentasi
·      Lakukan penyimpulan tentang perbedaan sex dan gender. Buka ruang diskusi apabila ada pertanyaan.
·      Beri apresiasi kepada semua peserta dengan tepuk tangan gemuruh.
·      Siap ke materi berikutnya
2.      Pembagian kerja berdasarkan gender di dalam keluarga  (30 menit)
·      Jelaskan pada sesi ini peserta akan mengidentifikasi peran peran gender di dalam keluarga dan masyarakat.
·      Putarkan film “Imposible Dream”
·      Minta kelompok untukmendiskusikan film tersebut, dengan panduan pertanyaan:
o   Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh suami dan istri di dalam fim tersebut?
o  Apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan di dalam film tersebut.
o  Apa kira-kira  penyebab pembagian kerja seperti itu?
o  Apa saja dampak yang dirasakan terkait pembagian kerja berdasarkan gender?
·      Beri kesempatan peserta untuk presentasi hasil diskusi kelompok.
·      Beri simpulan  terkait pembagian kerja berdasrkan gender dan dampaknya, terutama bagi perempuan.
·      Tutup materi dengan apresiasi bagi seluruh peserta.
3.      Relasi berkeadilan gender di dalam keluarga (30 menit)
·      Jalaskan bahwa pada sesi ini kita akan membahas tentang  bagaimana relasi berkeadilan gender didalam keluarga.
·      Ajak kembali peserta untuk melakukan diskusi kelompok terkait film “Imposible Dream” yang diputar sebelumnya, dengan panduan sebagai berikut:
o  Apa kira-kira perasaan tokoh-tokoh dalam film tersebut, terkait dengan pekerjaan masing-masing?
o  Apa yang diimpikan oleh tokoh istri?
o  Apa saja yang dibutuhkan agar impian  tokoh istri dapat terwujud?
·      Presentasikan hasil diskusi kelompok.
·      Beri simpulan untuk penguatan dengan membahas sikap dan perilaku dasar untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarga. Lanjut ke bagian rencana  aksi

C.     Rencana Aksi (30 menit)
·      Pada sesi ini peserta akan diajak untuk membuat rencana perubahan yang sederhana untuk membangun relasi berkeadilan gender di dalam keluarganya masing-masing.
·      Ajak peserta untuk merenung sejenak. Mengingat kembali situasi di rumahnya. Ajak untuk mengingat bagaimana peran dan tanggung jawab di antara dirinya, suami, dan anak-anak laki –laki dan perempuan. Apakah ada yang harus diubah, diganti dan ditinggalkan atau ada yang tetap harus dikuatkan. Apa kira-kira yang dibutuhkan agar impian  tentang peran anggota keluarga yang ideal dapat terwujud.
·      Setelah selesai merenung, bawa kembali ingatan peserta ke film “Imposible Dream”, minta peserta untuk  menggambarkan impiannya  tentang keluarga yang ideal.
·      Buat visualisasi impian tersebut, Peserta dapat membuat gambar ilustrasi, menggunakan kolase dari majalah bekas, dan benda lainnya. Apabila ada yang mau mengungkapkannya dalam bentuk puisi, lagu, atau cerita juga dipersilahkan.
·      Tampilkan hasil kerja kelompok dalam panggung gembira.
·      Berikan apresiasi bagi semua dengan tepuk gemuruh.
D.    Penutupan  (20 menit)
·      Sebelum sesi ditutup, buat kuis terkait materi untuk mengasah kepekaan gender:
o  Kuis Sex atau Gender. Tempatkan pernyataan berikut apakah itu terkait sex atau gender?

SEX
 GENDER
1.      Melahirkan


2.      Membereskan tempat tidur


3.      Bekerja mencari nafkah


4.      Nikah


5.      Vagina


6.      Membayar rekening air


7.      Menyiapkan sarapan


8.      Mengambil rapot anak di sekolah


9.      Sperma


10.  Menghasilkan ASI


11.  Mengatur  jarak kehamilan


12.  Memilih kontrasepsi


13.  Mencuci baju


14.  Naik pohon


15.  Memancing


16.  Membuat nasi goreng


17.  Uterus


18.  Sopir truck dan kendaraan berat


19.  Menjadi TKI di luar negeri


20.  Mengganti popok


21.  Penis


22.  Pembuahan



o  Kuis Kepekaan gender. Katakan YA atau TIDAK untuk pernyataan berikut:

YA
TIDAK
1.      Laki-laki lebih rasional daripada perempuan

Ö         
2.      Perempuan lebih mudah menangis

Ö         
3.      Sekalipun saya perempuan, saya tida tidak keberatan membetulkan genteng yang rusak
Ö         

4.      Laki-laki boleh memasak dan mengurus rumah
Ö         

5.      Laki-laki dan perempuan memiliki tingkat emosional yang sama
Ö         

6.      Pemimpin perempuan lebih cerewet daripada pemimpin laki-laki.

Ö         
7.      Pemakaian alat kontrasepsi adalah tanggungjawab laki-laki dan perempuan.
Ö         

8.      Perempuan harus feminin, laki-laki harus perkasa

Ö         
9.      Hanya laki-laki yang harus mencari nafkah

Ö         
10.  Derajat laki-laki dan perempuan adalah sama pada segala bidang kehidupan.
Ö         


·      Beri hadiah kecil bagi peserta yang paling aktif.
·      Tutup sesi dengan ucapan terima kasih dan apresiasi dengan tepuk gemuruh. Terkahir ajak seluruh peserta untuk meneriakan yel yel















MODUL 3

PENGASUHAN ANAK DAN KDRT
Kompetensi dasar
1.      Peserta mengetahui cara pengasuhan anak yang baik
2.      Peserta mengetahui apa itu kekerasan dalam rumah tangga
3.      Peserta mengetahui jenis KDRT
4.      Peserta bisa mempraktekan cara menghindari KDRT
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa menyebutkan langkah-langkah pengasuhan anak yang baik
2.      Peserta bisa menyebutkan jenis – jenis kekerasan
3.      Peserta bisa menyebutkan perilaku yang terindikasi KDRT
4.      Peserta bisa memberikan contoh perilaku yang menghindari KDRT
Pokok Bahasan
1.      Mengenali metode pengasuhan anak yang baik
2.      Mempelajari KDRT dan jenisnya
3.      Mengklasifikasi perilaku termasuk KDRT dan tidak
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Laptop                         3. Masking tape          5.Kertas Plano
2.      LCD atau Proyektor    4. Kertas Plano
Langkah-langkah
1.      Fasilitator kemudian menjelaskan materi dalam modul pengasuhan anak dan KDRT yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber akan membagi peserta kedalam 2 kelompok. Kelompok “JANGAN” dan kelompok “HARUS”.
4.      Narasumber memnyebutkan yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” peserta menjawab, “PENGASUHAN ANAK TANPA KEKERASAN”
5.      Kemudian narasumber bertanya, “ Apa pengasuhan itu? Seperti apa pengasuhan yang baik?”. Ucapkan terima kasih pada peserta yang memberi tanggapannya.
6.      Narasumber kemudian memberikan materi 6 langkah menjadi Orangtua Hebat untuk Anak Cerdas
a.       Perkataan dan perbuatan orangtua harus sejalan agar bisa menjadi contoh untuk anak
b.      Orangtua harus punya konsep diri positif
c.       Orangtua harus penuh kasih sayang dan tanpa kekerasan
d.      Melibatkan ayah dalam pengasuhan sehari-hari
e.       Membuat keputusan bersama dan melaksanakan dengan konsisten
f.        Menghindari konflik depan anak
7.      Narasumber kemudian mengaitkan 6 langkah menjadi orangtua hebat dengan hak anak. Dan narasumber mengajarkan “TEPUK HAK ANAK”. Kemudian memberi contoh masing-masing  hak anak yang relevan
8.      Narasumber menjelaskan KDRT dan Jenis KDRT
9.      Narasumber juga bertanya pada peserta “Bagaimana ibu-ibu mengurangi perilaku negatif anak?”. Terima kasih kepada peserta yang mengemukakan idenya.
10.  Narasumber Bertanya pada peserta “Apa dampak KDRT bagi korban termasuk anak dan ibu?. Mengucapkan terimakasih kembali pada peserta yang memberi tanggapan. Lalu jelaskan dampak kekerasan fisik pada ibu dan anak berakibat adanya luka, sakit, memar dllnya. Tapi dampak kekerasan non fisik pada anak, anak jadi pemarah, agresif, tidak percaya diri dan sulit konsentrasi dan yang terparah anak akan menganggap melakukan kekerasan adalah hal yang biasa atau wajar.
11.  Narasumber kemudian mengajak peserta menyebutkan masing-masing 7 hal yang termasuk hal yang “JANGAN DILAKUKAN” dan 7 hal yang “HARUS DILAKUKAN” dalam pengasuhan. Contoh sederhana jangan mencubit anak.
12.  Narasumber kemudian menyimpulkan “Pengasuhan anak harus jauh dari kekerasan dan harus penuh kasih sayang”
Catatan
a.       Narasumber harus bisa membuat peserta mengemukakan pendapatnya lebih dulu sebelum menyampaikan materi
b.      Tips dibacakan 3 kali dengan pengulangan 2 kali oleh peserta dan minta peserta menulis setelah diulang.











MODUL 4

PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA
Kompetensi dasar
1.      Peserta memiliki Keterampilan merencanakan keuangan
2.      Peserta memiliki keterampilan mengelola keuangan keluarga
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa membuat rencana keuangan sendiri
2.      Peserta bisa mengalokasikan dana sesuai pendapatan
3.      Peserta bisa memilah kebutuhan dan keinginan
Pokok Bahasan
1.      Mengenali jenis-jenis pengeluaran keluarga
2.      Merencanakan keuangan keluarga
3.      Mengelola alokasi dana sesuai kebutuhan keluarga
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi Kelompok
Alat Bantu
1.      Laptop                                     2. Proyektor atau LCD
3.      Papan tulis / whiteboard         4. Spidol boardmarker
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi dalam modul yang akan dibahas apa saja.
2.      Fasilitator mengenalkan dan mempersilahkan narasumber untuk membawakan materi
3.      Narasumber memberikan peserta yel-yel, “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT” dijawab peserta dengan “CATAT KEUANGAN YUK”
4.      Ajak peserta untuk membedakan apa itu keinginan dan apa itu kebutuhan. Berikan beberapa contoh untuk di identifikasi termasuk kebutuhan atau keinginan
a.       Rokok kebutuhan atau keinginan?
b.      Baju baru kebutuhan atau keinginan?
c.       Seragam anak kebutuhan atau keinginan?
d.      Make up ibu kebutuhan atau keinginan?
e.       Uang kontrakan kebutuhan atau keinginan?
5.      Simulasikan caranya dengan membuat catatan kas harian berdasarkan cerita
6.      Bacakan cerita untuk mengisi kas harian
·      3 Februari 2018 : Ibu Lili menerima upah bekerja disawah Rp 15.000,00. Sepulang dari sawah, ia membeli bahan makanan dipasar Rp 10.000,00. Sisanya ia berikan pada Dewi untuk ditabung Rp 5.000,00
·      4 Februari 2018: Pak Rusli memberikan Ibu Lili Rp 30.000,00 dari upahnya bekerja. Ibu lili memberikan Rp 1500,00 kepada Dewi dan Rp1000,00 kepada Agus untuk uang jajan. Rp 2500,00 ia masukan dalam amplop untuk membeli pulsa dan Rp 10.000 untuk membayar arisan PKK. Untuk memasak ia membeli bumbu sayur dan ikan Rp 15.000,00
·         5 Februari 2018 : Ibu Lili bekerja kembali pagi ini dan mendapat upah Rp 15.000, dan Pak Rusli mendapat upah Rp 30.000. Ibu Lili kemudian belanja di pasar Rp 15.000 dan memasukan Rp 10.000 kedalam amplop untuk membayar utang dan pulsa telpon Rp 2500. Ia juga memberikan Dewi Rp 1500 dan Agus Rp 1000 untuk uang jajan.
·         6 Februari 2018: Sama seperti kemarin, Ibu Lili mendapat upah Rp 15.000 dan Pak Rusli mendapatkan Rp 30.000. Ibu Lili menyisihkan Rp 20.00 dalam amplop untuk membayar listrik dan Rp 25.000 untuk membeli perlengkapan mandi dan cuci serta sisanya ia belanjakan makanan Rp12.000. Dewi dan Agus juga kemudian meminta uang Jajan masing-masing Rp 1500 dan Rp1000.
7.      Minta peserta mendiskusikan cara mengisi catatan kas harian pada tabel berikut:
TGL
Ket.
Pendapatan
Pengeluaran
Sisa
03/02
Upah Ibu Lili
15.000

15.000
Masak

10.000
5.000
Tabungan Dewi

5.000
0
04/02
Upah Bapak
30.000

30.000
Uang Jajan Dewi

1500
28.500
Uang jajan Agus

1000
27.500
Pulsa


2500
25.000
04/02
Arisan PKK

10.000
15.000
Masak

15.000
0
05/02
Upah Ibu Lili
15.000

15.000
Upah Pak Rusli
30.000

45.000
Masak

15.000
30.000
Utang

10.000
20.000
Pulsa

2.500
17.500
Uang jajan Dewi

1.500
16.000
Uang Jajan Agus

1.000
15.000
06/02
Upah Ibu Lili
15.000

30.000
Upah Pak Rusli
30.000

60.000
Masak

12.000
48.000
Perlengkapan mandi dan cuci

25.000
23.000
Uang jajan Dewi

1.500
21.500
Uang Jajan Agus

1.000
20.500
Bayar listrik

20.000
500
8.      Simpulkan dan minta peserta praktekan di rumah
Pekerjaan Rumah
1.      Fasilitator meminta peserta untuk membuat catatan harian pendapatan dan pengeluarannya sesuai dengan yang telah diajarkan

MODUL 5

MEMULAI USAHA
Kompetensi dasar
1.      Peserta mengidentifikasi produk-produk/potensi produk yang bernilai ekonomi.
2.      Peserta mengetahui cara memasarkan produknya
3.      Peserta mengetahui pembukuan usahanya
Standar Kompetensi
1.      Peserta bisa mengetahui barang bernilai ekonomi dan tidak
2.      Peserta bisa memasrkan produknya
3.      Peserta bisa membuat pembukuan usahanya
Pokok Bahasan
1.      Menentukan Ide Usaha
2.      Mengembangkan dan Menilai Kelayakan Usaha
3.      Memasarkan produk
4.      Membuat Pembukuan Usaha
Waktu
60 menit
Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi kelompok
Alat Bantu
1.      Metaplan
2.      Doble tip atau sejenisnya
3.      Kertas plano
Langkah-langkah
1.      Fasilitator menjelaskan materi baru yang akan dibahas hari ini.
2.      Fasilitator mempersilahkan narasumber menyampaikan materinya tentang memulai usaha : mengembangkan modal kecil menjadi hasil yang berkelanjutan
3.      Narasumber melakukan ice breaking berupa senam angka. Dimana seluruh peserta membuat lingkaran dan diminta berhitung searah jarum jam. Sampaikan pada peserta agar saat menyebut angkanya harus juga menentukan arahnya dengan menunjuk arahnya dengan tangan diatas kepala ( bisa kekiri, ke kanan, kedepan)
4.      Narasumber membuatkan yel-yel. Saat narasumber menyebutkan “SEKOLAH PEREMPUAN HEBAT”, peserta menjawab “BUKA USAHA YUK!” dengan gerakan yang disepakati bersama.
5.      Narasumber meminta peserta untuk mengidentifikasi sumber daya alam apa saja yang bisa dijadikan usaha. Gunakan metaplan dan kertas plano. Minta seluruh peserta untuk menuliskan minimal 3 ide masing-masing 1 ide disatu kertas dan menempelkannya ke depan.
6.      Setelah seluruh peserta menempelkan idenya, klasifikasikan sumber daya alam atau non alam. Sampaikan pada peserta sumber daya alam atau kondisi lingkungan bisa menjadi modal awal usaha namun harus didukung dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkannya.
7.      Narasumber meminta peserta untuk menuliskan keterampilan apa saja yang bisa mendukung ide usaha yang ditulis sebelumnya pada metaplan dan menempelkannya kembali.
8.      Simpulkan : Ada berbagai kesempatan untuk memulai atau mengembangkan usaha sesuai dengan hasil alam, kondisi lingkungan dan keterampilan yang ada.
9.      Setelah peserta memiliki ide usaha maka peserta harus mengumpulkan informasi yang menjawab pertanyaan berikut ini:
a.       Usaha apakah yang akan dilakukan?
b.      Siapakah target pembelinya?
c.       Bagaimanakah untung bisa didapatkan nantinya?
d.      Apakah penyebab kegagalan usaha itu selama ini?
10.  Informasi itu untuk mengembangkan usaha dan menilai kelayakan dengan mengidentifikasi hal yang mendukung usaha dan yang menghambat usaha dengan mengisi tabel ini.
MENDUKUNG USAHA
MENGHAMBAT USAHA
KEKUATAN
KELEMAHAN
a.
a.
b.
b.
PELUANG
ANCAMAN
a.
a.
b.
b.
11.  Buka slide presentasi “Rencana Pemasaran” sampaikan setiap pertanyaan didalam slide.
12.  Narasumber menyimpulkan : Rencana pemasaran yang matang akan menghindari kita dari kerugian.
Catatan
1.      Fasilitator harus mengingatkan peserta untuk memilih ide usaha yang kekuatan dan peluangnya lebih besar yang akan dikembangkan nantinya secara berkelompok
Pekerjaan Rumah
1.      Narasumber meminta peserta berkelompok dan menuliskan ide usahanya, kemudian minta peserta menuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari ide usahanya
2.      Narasumber juga meminta peserta membuat tabel rencana pemasaran pada peserta




 
       
 DAFTAR PUSTAKA

Buku
Schuler, Dowling, Smart dan Huber. 1992. Human Resource Management in Australia Second Edition. Sydney: Harper Educational Publisher.

Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Menteri Sosial Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penataan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Perempuan.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Dokumen dan Laporan Lembaga
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018a). Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2012 - 2017. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2018b). Keadaan Angkatan Kerja Di Provinsi Jawa Barat Februari 2018. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
BPS Kabupaten Bandung. (2018). Kabupaten Bandung dalam Angka 2018. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Kabupaten Bandung. (2017). Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung 2017. Soreang: BPS Kabupaten Bandung.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Penduduk Provinsi Jawa Barat Hasil SUPAS 2015. Bandung: BPS Provinsi Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2016). Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Perhitungan dan analisis kemiskinan makro Indonesia tahun 2015. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Pekerja Anak di Indonesia 2009. Jakarta: BPS.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2012. Bandung: Dinkes Jabar.
ILO. (2015). Tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 2014 - 2015: Memperkuat daya saing dan produktivitas melalui pekerjaan layak/Kantor Perburuhan Internasional. Jakarta: ILO.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2017a). Profil Anak Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2017b). Profil Perempian Indonesia 2017. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (2016). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016. Jakarta: KPPPA.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017. Jakarta: Kemendikbud
Komnas Perempuan. (2018). Catatan Tahunan Tentang Kekerasan Terhadap Perempuan 2018. Jakarta: Komnas Perempuan.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: TNP2K.

Sumber Elektronik
Detik. (Diakses pada September 2018). Siswa SD di Kabupaten Bandung Tewas Usai Berkelahi dengan Teman.https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3742858/siswa-sd-di-kabupaten-bandung-tewas-usai-berkelahi-dengan-teman
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (Diakses pada September 2018). Simfoni-PPA. https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia. (Diakses pada September 2018). Bank Data Perlindungan Anak. http://bankdata.kpai.go.id/
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Selama 6 Bulan Terjadi 150 Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak dan Perempuan di Kabupaten Bandung. http://www.tribunnews.com/regional/2018/08/20/selama-6-bulan-terjadi-150-kasus-kekerasan-seksual-terhadap-anak-dan-perempuan-di-kabupaten-bandung
Tribunnews. (Diakses pada September 2018). Diman Kalap Gara-gara Istrinya Diduga Selingkuh dan Sang Ibu Sarankan Cerai. http://www.tribunnews.com/regional/2018/05/09/diman-kalap-gara-gara-istrinya-diduga-selingkuh-dan-mertua-sarankan-cerai
UNICEF. (Diakses pada September 2018). Kekerasan Terhadap Anak: Kini Saatnya Bertindak. https://www.unicef.org/indonesia/id/media_24996.html
Website Kabupaten Bandung, diakses pada September 2018  http://www.bandungkab.go.id/arsip/sosialisasi-tolak-pernikahan-dini-harus-digencarkan

Website Propinsi Jawa Barat, (diakses pada September 2018).  Laporkan Segera Tindak Kekerasan Pada Perempuan dan Anak.

Referensi Foto dan Gambar



















INDIKATOR KEBERHASILAN SETELAH MENGIKUTI DIKLAT SEKOLAH PEREMPUAN  HEBAT, PARA PEREMPUAN PESERTA DIKLAT  DIHARAPKAN MAMPU  :

a.       Melaksanakan Ketahanan Sosial Keluarga
b.      Melaksanakan Gender Harmoni Keluarga dan Masyarakat
c.       Melaksanakan Pendidikan dan Pengasuhan Anak,
d.      Melaksanakan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Rumah Tangga,
e.       Mengelola Keuangan Keluarga dan Pengembangan Koperasi
f.        Mengelola Pengembangan Usaha dan Pemasaran Produksi Rumah Tangga
g.      Mengelola Perumahan dan Lingkungan Hidup
h.      Mengelola Gizi dan Kesehatan Keluarga
i.        Melakukan Aksesibiltas Pelayanan Publik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar